Maka bisa saya katakan Indonesia sangat berkontribusi pada blue carbon...
Jakarta  (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B Pandjaitan memaparkan tentang pertumbuhan ekonomi yang berhasil dicapai Republik Indonesia dalam acara Konferensi Negara-negara untuk Perubahan Iklim di Kotawice, Polandia.

"Untuk ekonomi kita (Indonesia) mengalami banyak perubahan, dalam kepemimpinan Pak Presiden Joko Widodo (pertumbuhan ekonomi) dari 4,7 persen meningkat hingga 5,1-5,2 persen," kata Luhut dalam rilis Kemenko Kemaritiman yang diterima di Jakarta, Selasa malam.

Pencapaian pertumbuhan ekonomi nasional tersebut, menurut dia, juga tidak lepas dari perhatian akan beberapa hal yang dinilai penting seperti blue carbon dan mangrove atau hutan bakau yang ada di Nusantara.

Menko Maritim menyatakan bahwa pemerintah Indonesia sangat peduli dengan blue carbon antara lain karena mangrove di Indonesia merupakan seperempatnya mangrove di dunia.

"Maka bisa saya katakan Indonesia sangat berkontribusi pada blue carbon, memang 15 persen mangrove sudah rusak, dan sekarang kita harus gencar-gencarnya tentang program penanaman kembali untuk mangrove," tambahnya.

Menko Luhut menekankan bahwa pemerintah selalu melakukan aksi dan tidak hanya menuturkan janji kosong.

Indonesia, lanjutnya, memiliki perubahan, walaupun memang tidak secara merata atau siginifikan perubahannya, tapi setidaknya Indonesia telah mengalami perubahan.

Selain mangrove, Luhut juga membahas mengenai marine debris atau sampah mikro di lautan, di mana saat ini sudah sekitar 67 kota diawasi tentang persoalan itu.

"Mungkin beberapa orang boleh mengingatkan kita soal ini, tapi jangan pernah mengajarkan kita persoalan ini karena kita sangat tahu akan hal ini. Kita akan mengidentifikasi masalah, mencari solusinya, kita mencari solusinya dengan sangat baik," paparnya.

Ia menjelaskan bahwa Indonesia memiliki program untuk mengatasi permasalahan sampah plastik di laut, yakni dengan Gerakan Bersih.

Terkait Gerakan Bersih, lanjut Luhut, hal tersebut dinilai merupakan kegiatan yang sangat efisien karena keuntungannya bukan hanya untuk saat ini tetapi juga untuk masa depan.

Sebelumnya, di Paviliun Indonesia juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Lingkungan Hidup Australia Mellisa Price.

Baca juga: BI dan Pemerintah canangkan syariah jadi arus baru ekonomi Indonesia

Baca juga: BI sebut pesantren bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018