Jakarta (ANTARA News) - Kepala Suku Dinas Perhubungan Kota Administratif Jakarta Selatan, Christianto, mengatakan, halte khusus transportasi ojek daring di sekitar Stasiun MRT (Mass Rapid Transit) menjadi salah satu cara mengantisipasi kemacetan lalu-lintas akibat aktivitas penjemputan dan penurunan penumpang di sana.

Namun, menurut Christianto, luas halte yang dibangun harus sesuai dengan kapasitas ojol yang mungkin berhenti di area stasiun. 

"Bila kapasitas ojol sesuai dengan luas halte yang ada, pastiny ojol akan tertata," kata Christianto, saat dihubungi di Jakarta, Kamis. 

Pernyataan itu disampaikan Christianto menanggapi wacana penyediaan lahan khusus bagi pengemudi ojek daring yang ingin mengantar dan menjemput penumpang. 

Rencana itu disampaikan Direktur Utama PT MRT Jakarta, William P Sabandar, di Jakarta, Rabu. Ia menyebut, pihak PT MRT Jakarta akan berkoordinasi dengan operator ojek daring terkait penentuan lokasi pembangunan halte khusus itu.

Nanti, kata dia, halte khusus ojek daring akan tersedia di stasiun MRT fase pertama yang membentang dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia. 

Walau begitu, hingga saat ini, salah satu operator PT Gojek Indonesia belum dapat memberi tanggapan terkait rencana pembangunan halte khusus ojek daring di sekitar kawasan stasiun MRT. 

Vice President Corporate Affairs Go Jek, Michael Reza Say, saat dimintai tanggapan, Kamis, mengatakan, mereka akan memberi keterangan tertulis untuk merespon rencana pembangunan halte khusus itu.

Baca juga: MRT: insiden gulungan kabel terbakar dalam investigasi
Baca juga: MRT Jakarta tarik investasi perkantoran besar
Baca juga: MRT lakukan rekayasa lalin di Jalan Thamrin

Pewarta: Genta Mawangi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018