Kemarin saya kelepasan, politikus sontoloyo ya seperti itu, saya biasanya bisa ngerem tapi kalau sudah terlalu ya seperti itu."
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo membuka pertemuan pimpinan gereja dan rektor/ketua perguruan tinggi agama Kristen seluruh Indonesia di Istana Negara Jakarta,  Rabu. 

Acara pembukaan pertemuan itu semula dijadwalkan berlangsung di Istana Bogor pada Rabu malam namun kemudian dimajukan dan dipindahkan ke Istana Negara Jakarta.

Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi mengatakan bahwa masalah kebhinekaan sebenarnya sudah selesai di tingkat pendiri bangsa. "Tidak ada yang mempermasalahkan lagi," katanya.

Tapi gara-gara ada pemilihan umum bupati, wali kota, gubernur, presiden maka ada yang menggunakan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan. 

"Ini dimulai dari sini, dari urusan politik, sebetulnya tiap lima tahun ada pemilu, tapi kemudian dipakai cara berpolitik yang tidak beradab, tidak bertatakrama Indonesia, sehingga muncul sedikit masalah, " katanya. 

Presiden Jokowi mengaku tidak dapat menahan diri dengan adanya perilaku politik tersebut sehingga sempat kelepasan menyebutkan adanya politikus sontoloyo. 

"Kemarin saya kelepasan, politikus sontoloyo ya seperti itu, saya biasanya bisa ngerem tapi kalau sudah terlalu ya seperti itu," katanya. 

Hadir dalam kesempatan itu Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Menristekdikti Mohamad Nasir.  

Sementara itu dalam laporannya, Menag Lukman Hakim menyebutkan pertemuan itu diikuti 229 peserta dari unsur pimpinan sinode dari 320 sinode yang terdaftar di Kemenag. 
 
"Juga diikuti pimpinan perguruan tinggi negeri dan swasta sebanyak 380 orang dari seluruh Indonesia," katanya. 

Menurut dia, tujuan pertemuan itu antara lain memberikan informasi kepada pimpinan sinode dan perguruan tinggi terkait program pembangunan pemerintah terutama terkait bidang keagamaan.

"Selain itu untuk membangun ruang dialog dan diskusi mengenai masalah keagamaan dan solusi dalam kehidupan agama yang majemuk," katanya.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018