Kalau memang Islam nusantara itu bertentangan dengan aqidah, maka suarakan. Kalau saya sendiri jelas menolak karena paham Islam nusantara itu berdiri sendiri.
Meulaboh, Aceh, (ANTARA News) - Wakil Bupati (Wabup) Aceh Barat, Provinsi Aceh, H Banta Puteh Syam mengajak santri di daerah setempat menolak aliran paham Islam nusantara karena dinilai bertentangan dengan aqidah Islam yang sebenarnya.

"Santrilah harapan kita sebagai pelekat tangung jawab utama. Kalau memang Islam nusantara itu bertentangan dengan aqidah, maka suarakan. Kalau saya sendiri jelas menolak karena paham Islam nusantara itu berdiri sendiri," katanya di Meulaboh, Jum`at.

Hal itu disampaikan, usai pelepasan pawai ta`aruf memperingati hari santri nasional tingkat Provinsi Aceh 2018, yang dipusatkan di Meulaboh, Aceh Barat, sebagai tuan rumah mengadakan beragam perlombaan dan kegiatan bernuansa Islami.

Ia menambahkan santri adalah harapan umat Islam di Aceh untuk ikut berperan dalam menanggapi berbagai isu dan persoalan umat, ajaran agama yang sudah ada sejak dahulu dengan aqidah yang kuat harus dipertahankan dan diamalkan.

Momen ini juga diharapkan kepada santri untuk memahami dinamika perkembangan agama dan kepercayaan di Indonesia yang majemuk, perbedaan itulah yang menyatukan, dan santri harus ikut andil merespon, berinteraksi secara baik.

"Santri harus bisa menyampaikan pendapat secara intelektual sehingga bisa diterima oleh semua pihak. Kita sangat berharap kebersamaan ukuwah Islamiah pihak santri, karena santri merupakan penanggung jawab dan perekat kepentingan umat," tambahnya.

Banta Puteh Syam selalu menyampaikan pandangannya pada setiap pertemuan secara formil maupun di luar forum diskusi agar jangan menelan mentah-mentah ajaran atau aliran baru yang tumbuh di Indonesia, karena belum tentu semua itu benar.

Apalagi seperti paham Islam nusantara yang menurutnya tidak benar apabila mengubah lafadz (bacaan) huruf Qur'an atau bahasa arab, seperti takbir untuk ibadah shalat dan sebagainya, karena semua itu sudah ada ketentuan dari Qur'an dan hadist.

Ketentuan itu, kata dia, tidak bisa diubah hanya karena kepentingan politik sesaat atau golongan tertentu, apalagi sampai ada pihak yang mendiskriminasi pemahaman ajaran agama Islam yang telah dipercaya selama ini.

Pawai taaruf di daerah tersebut diikuti ratusan santri pelajar pondok pesantren dengan menggenakan pakaian serba putih, ada pula yang berseragam sesuai asal tempat mereka belajar, santri berjalan berkeliling seputar Kota Meulaboh.*

 

Pewarta: Anwar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018