Jakarta (ANTARA News) - Kirab Satu Negeri yang diinisiasi Gerakan Pemuda Ansor memecahkan rekor MURI untuk kegiatan menjahit bendera merah putih oleh 1.945 orang di Bengkulu, Minggu. 

"Acara menjahit bendera merah putih ini kami persembahkan untuk menghormati Ibu Fatmawati atas perjuangan beliau dalam revolusi kemerdekaan Indonesia," kata Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat GP Ansor Abdul Rochman dikutip dari siaran pers. 

Kegiatan yang mengambil lokasi di halaman rumah kediaman Ibu Fatmawati di Kota Bengkulu ini dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Nopian Andusti, Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Coki Manurung, Danrem, Danlanal, Kabinda, Rektor UIB, pejabat di lingkungan Pemprov Bengkulu, tokoh masyarakat, tokoh agama dan pimpinan OKP. 

Sekdaprov Bengkulu dan istri turut menjahit bendera merah putih bersama dengan 1945 warga yang berasal dari ibu-ibu Muslimat dan Fatayat, serta masyarakat Bengkulu dan sekitarnya.

Piagam Rekor MURI diserahkan perwakilan Museum Rekor Indonesia (MURI) kepada Sekda Bengkulu dan Sekjen PP GP Ansor disaksikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Bengkulu Muhammad Soleh.

Ini merupakan rekor MURI kedua yang diraih GP Ansor selama melaksanakan Kirab Satu Negeri. Rekor pertama dicatatkan pada kegiatan pembentangan kain merah putih terpanjang di perbatasan Indonesia dan Papua Nugini pada 17 September lalu.

Menurut Koordinator Zona Sabang Kirab Satu Negeri Abdul Kharis Ma'mun,  peserta kegiatan sengaja didatangkan dari berbagai kabupaten di Provinsi Bengkulu agar seluruh masyarakat ikut terlibat dan bangga dengan momen bersejarah ini, sekaligus menumbuhkan rasa nasionalisme pada generasi muda Bengkulu. 

Selain kegiatan utama menjahit bendera, acara ini juga dirangkai dengan upacara serah terima panji Merah Putih dari Sekda Bengkulu kepada Ketua PW GP Ansor Bengkulu dan doa bersama untuk korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. 

Menurut Abdul Rochman, tim Kirab Satu Negeri dari Sulawesi Tengah di tengah kondisi bencana masih berusaha meneruskan estafet kirab ke Sulawesi Barat. 

"Meski hanya tersisa satu bendera, tim berhasil sampai di perbatasan Donggala dengan Kecamatan Sarjo, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat," kata Adung, sapaan akrabnya.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018