Jakarta (ANTARA News) - Museum Basoeki Abdullah menggelar pameran Spirit Potrait yang menampilkan lukisan-lukisan dari 19 seniman muda dalam menginterpretasi lukisan potret karya maestro Basoeki Abdullah.

Kepala Museum Basoeki Abdullah Maeva Salmah saat pembukaan di Jakarta Selasa mengatakan pameran itu menyandingkan lukisan-lukisan potret Maestro Basoeki Abdullah dengan lukisan potret para perupa muda yang aktif di Indonesia, dengan perspektif mereka akan lukisan potret era sekarang.

"Perupa-perupa ini telah diseleksi oleh kurator Agus Dermawan. Mereka berasal dari berbagai daerah seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, NTB dan Yogjakarta," kata Maeva.

Pameran lukisan tersebut berlangsung dari 25 September hingga 25 Oktober 2018.

Dia mengatakan Basoeki Abdullah adalah salah satu tokoh penting dalam dunia seni rupa Indonesia bahkan dunia. Lukisan  Basoeki terutama lukisan potretnya menjadi rujukan dan inspirasi pelukis segenerasi atau generasi muda.

"Kemampuan luar biasa Basoeki dalam melukis potret telah membawa harum nama Indonesia dan dirinya di kancah seni rupa dunia. Apalagi pada 1948 dia mampu menjuarai lomba lukis Ratu Juliana di Belanda mengalahkan 87 pelukis Eropa lainnya," kata dia.

Kurator pada pameran tersebut, Agus Dermawan mengatakan pameran itu telah disiapkan sejak enam bulan yang lalu.

Para pelukis yang ikut serta dalam pameran tersebut mencoba menginterpretasi kosmologi Basoeki yang dihadirkan lewat lukisan potret Basoeki Abdullah.

"Mungkin kita terkejut melihat karya-karya  mereka karena bukan potret biasa tapi penafsiran mereka yang jauh sekali," kata dia.

Salah satu lukisan yang membuat dirinya kagum adalah karya pelukis Bali bernawa Wayan Diane yang melukis Bung Karno sebagai Wisnu di atas kereta kuda dan tengah berada di lautan hewan. Di tengah-tengahnya muncul bidadari Ratna Sari Dewi.

Bahkan ada juga lukisan Basoeki yang digambarkan sebagai Orang Utan.

Baca juga: Museum Basoeki Abdullah gelar pameran bertajuk "Spirit Potret"
Baca juga: Raden Saleh yang tak pernah "mati"

 

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018