Jakarta (ANTARA News) - Perdagangan dalam jaringan atau online di Tanah Air terus bertumbuh antara lain didukung oleh penggunaan ponsel pintar dan internet yang semakin tinggi.

Beberapa pendapat menyatakan e-commerce di Indonesia sudah mencapai puncak keemasan, namun, hal tersebut dibantah oleh para pelaku e-commerce di Indonesia.

Country Brand Manager Shopee Indonesia Rezki Yanuar sempat memperkirakan e-commerce Indonesia akan mencapai puncak pada 2016 lalu, tapi, kenyataannya, menurut dia, hingga saat ini masih berkembang.

"Yang penting, masyarakat sadar dengan (keberadaan) e-commerce," kata Rezki saat acara diskusi di peluncuran Shopfest 2018 oleh Shopback di Jakarta, Senin.

Digital Marketing Senior Lead Tokopedia, Igor Irendy menilai selama sembilan tahun mereka meramaikan e-commerce Indonesia, masyarakat belum sepenuhnya menyadari berbelanja secara online, terutama di luar kota besar.

Salah satu usaha mereka untuk memperkenalkan e-commerce ke masyarakat adalah dengan memberikan pengetahuan mengenai belanja online. Igor mengapresiasi tumbuhnya pemain e-commerce di Indonesia sehingga dapat membantu edukasi ke masyarakat.

Salah satu kendala yang dialami Tokopedia saat mengembangkan jaringan mereka adalah mengenai pembayaran, tidak semua orang di luar kota besar yang memiliki akses perbankan.

Untuk mengatasi hal ini, mereka menjalin kemitraan dengan minimarket atau penyedia logistik untuk pembayaran melalui gerai-gerai tersebut.

Chief Marketing Officer Lazada Indonesia Achmad Alkatiri berpendapat puncak e-commerce bagi Indonesia diprediksi baru terjadi empat hingga lima tahun ke depan. 

Baca juga: Begini perilaku pria saat berbelanja online

Baca juga: Ini alasan konsumen belanja online lewat aplikasi

Baca juga: Lazada dan Tokopedia, e-commerce populer di medsos versi iPrice

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018