Sudah menjadi rahasia umum dalam acara olahraga besar angka korban eksploitasi seksual komersial anak akan semakin tinggi,
Jakarta (ANTARA News) - Pelaksanaan ajang olahraga terbesar se Asia, Asian Games 2018 harus ramah anak sebagai upaya mencegah ekpspoitasi terhadap anak. 

"Sudah menjadi rahasia umum dalam acara olahraga besar angka korban eksploitasi seksual komersial anak akan semakin tinggi," kata Koordinator Ecpat Indonesia Ahmad Sofian di Jakarta, Kamis. 

Ia mengatakan,  berdasarkan pengalaman saat Piala Dunia di Brazil maupun Rusia, muncul pengaduan eksploitasi anak. Begitu juga dengan Piala Dunia di Jerman pada 2006 dan Afrika Selatan pada 2010, eksploitasi seksual meningkat 30-40 persen. 

Selain itu,  menjelang Piala Dunia di Brazil pada 2014, pemerintah Brazil menerima 124 ribu aduan melalui layanan telefon darurat  mengenai kasus kekerasan anak.

Lebih lanjut dia mengatakan, pada pelaksanaan Asian Games di Jakarta dan Palembang,  diperkirakan sebanyak 170 ribu wisatawan asing akan datang menonton pertandingan olahraga yang berlangsung pada 18 Agustus hingga 2 September 2018.

"Kami ingin mengingatkan itu, menurut catatan akan datang 170 ribu orang wisatawan asing. Bagaimana sekarang pemerintah berupaya mencegah hal itu terjadi saat Asian Games," kata dia. 

Ia mengatakan, dibalik dampak positif Asian Games mulai dari perekonomian serta pariwisata, perlu diwaspadai dampak negatif ikutannya seperti eksploitasi anak. 

Dia menjelaskan, pelaku eksploitasi seksual anak bisa dibagi menjadi beberapa tipe yaitu orang yang memiliki perilaku menyimpang pada anak. Atau wisatawan yang melakukan perjalanan, berpotensi melakukan kejahatan seksual pada anak.

Sebagai upaya mengantisipasi eksploitasi tersebut,  Ecpat melakukan kampanye Asian Games ramah anak bekerja sama dengan media sosial twitter dan facebook. 

"Ada pesan-pesan positif yang kami sampaikan yang sudah dimulai hari ini dan akan masif selama sebulan ke depan," tambah dia. 

Selain itu,  perlu hotline khusus untuk pengaduan jika ada yang melihat atau mengetahui kasus eksploitasi anak saat pesta olahraga se Asia tersebut. 

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Putu Elvina mengatakan, perlindungan terhadap anak bukan hanya dilakukan terhadap anak maupun wisatawan anak, perlakuan khusus juga penting diterapkan kepada para atlet anak.

"Ini ajang yang sangat berisiko, meski ada positifnya. Kita nanti akan lihat tidak hanya pada penonton anak tapi juga atlet anak, bagaimana panitia sudah melakukan perlakuan khusus pada atlet anak. Kita juga harus melihat pelaksanaan Asian Paragames," kata Putu. 

Baca juga: Presiden ajak rakyat sukseskan Asian Games 2018
Baca juga: Lalin macet sambut obor AG 2018

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018