Padang (ANTARA News) - Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit berharap pada 2019 tidak ada lagi daerah tertinggal di provinsi itu dan mengajak semua pihak untuk bersinergi mewujudkannya.

"Saat ini masih ada tiga daerah tertinggal di Sumbar yaitu Mentawai, Pasaman Barat dan Solok Selatan, minimal 2019 dua daerah sudah bisa bebas," kata dia di Padang, Jumat.

Menurutnya saat ini kondisi di tiga daerah tersebut terus dibangun dan dilakukan pembenahan mulai dari perhubungan, infrastruktur hingga transportasi.

"Tinggal sekarang yang belum itu soal tingkat kesejahteraan masyarakatnya," kata dia.

Ia mengakui di antara tiga daerah tersebut yang agak sulit adalah Mentawai.

Wagub menyebutakan butuh anggaran Rp2,1 triliun untuk membebaskan Mentawai dari status daerah tertinggal.

Ia mengatakan pihaknya terus berupaya untuk membangun Mentawai dari seluruh sektor.

"Kesehatan dan pendidikan sudah banyak perbaikan tapi transportasi di dalam pulau masih sulit sekarang baru 30 persen," katanya.

Ia menyampaikan untuk membangun Mentawai butuh biaya besar dan bergantung kepada bantuan dari pusat karena pemerintah kabupaten dan provinsi tidak sanggup.

Dari tiga daerah tertinggal di Sumbar, Mentawai dinilai paling sulit keluar dari status itu karena dari 122 daerah tertinggal di Indonesia, Mentawai berada pada peringkat 76.

Dua kabupaten yaitu Solok Selatan berada pada peringkat 35 dan Pasaman Barat pada peringkat 33.

Sementara Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kabupaten Kepulauan Mentawai telah memprogramkan 20 paket pengerjaan jalan trans di Pulau Siberut yang ditargetkan selesai pada tahun ini untuk mempercepat akses transportasi masyarakat.

Kegiatan prioritas pada 2018 tersebut adalah pembangunan jalan trans Mentawai di daerah Pulau Siberut yang pengerjaannya dilakukan secara berkala mulai 2018-2021, bersumber dari APBD setempat.

"Sesuai kemampuan anggaran daerah, proyek dikerjakan tahun jamak, 20 paket pengerjaan jalan trans Mentawai ditargetkan jelang akhir tahun ini," kata Sekretaris DPUPR Mentawai Asmen Simanjorang.
 

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018