Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta kecepatan kereta bandara untuk sementara dikurangi setelah insiden tanah longsor di terowongan Jalan Perimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan Jalur KA Bandara.

"Kita minta kecepatan diturunkan," kata Budi usai Penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Tim Pengawalan dan Pengamanan Pemerintah dan Pembangunan (TP4) di Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu.

Budi menjelaskan bahwa konstruksi Kereta Api Bandara secara struktur sudah memenuhi syarat operasi. "Untuk konstruksi KA tidak ada hal yang kurang, jadi secara struktur sudah memenuhi syarat seyogyanya untuk bisa digunakan," katanya.

Kereta bandara Soekarno-Hatta, menurut dia, seharusnya sudah bisa dioperasikan kembali kalau ada jaminan keamanan dari kontraktor.

"Oleh karenanya, minta jaminan dari kontraktor pelaksana untuk melakukan satu tata cara yang baik agar tidak mungkin terjadi sesuatu," katanya.

Namun, dia menjelaskan, terowongan Jalan Perimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta memang belum bisa digunakan akibat longsor yang menyebabkan satu orang meninggal dunia pada Senin (5/2).

"Struktur KA Bandara itu tunggal, yang dinding itu underpass, makanya kami minta kecepatan itu diturunkan," katanya.

Budi mengatakan kalau kepolisian mengizinkan, kereta bandara Soekarno-Hatta seharusnya sudah bisa digunakan pada Kamis (8/2).  "Kalau hari ini diizinkan dari Kepolisian, mestinya besok sudah bisa," katanya.

Saat ini, dia mengatakan, kementerian sedang berkoordinasi dengan Komite Keselamatan Konstruksi untuk menyelidiki konstruksi Jalur KA Bandara dan terowongan yang longsor.

"Saya dengan Kementerian PU sudah berjanji akan membawa ini ke Komite Keselamatan Konstruksi dan KNKT," katanya.

Satu orang tewas dan satu orang lainnya dibawa ke rumah sakit karena tertimpa beton saat dinding terowongan di Jalan Perimeter Selatan Bandara Soetta, yang juga dilintasi Jalur KA Bandara, longsor pada Senin (5/2) sekitar pukul 17.00 WIB.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018