Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta menyatakan seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini mulai memasuki masa puncak musim hujan hingga awal Februari 2018.

Saat ini hingga dasarian pertama (sepuluh hari) Februari merupakan puncak musim hujan di DIY, kata Kepala Kelompok Operasional Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Djoko Budiono di Yogyakarta, Minggu.

Selama masa puncak musim hujan, curah hujan di DIY bisa mencapai lebih dari 50 mm per hari atau 400 hingga 550 per bulan. Hujan dapat disertai dengan petir serta angin kencang, terutama sore hingga malam hari.

Selain disebabkan memasuki puncak musim hujan, menurut Djoko, hujan lebat yang terjadi selama beberapa hari terakhir juga dipicu munculnya "tekanan udara rendah yang cukup banyak di Samudera Hindia.

Kondisi ini memperkuat masuknya angin muson Asia yang bersifat basah (membawa uap air yang besar) masuk ke wilayah Jawa yang sangat mendukung bagi pertumbuhan awan-awan hujan," kata dia.

Tekanan udara rendah di Samudera Hindia, kata Djoko, juga memicu kecepatan angin yg cukup kencang di selatan Yogyakarta. Kecepatan angin maksimum di pesisir selatan mampu mencapai 10-20 knot atau 18-36 km/jam. Kecepatan angin ini jg menyebabkan tinggi gelombang cukup significant 2,5-3,5 meter.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan potensi bencana, seperti longsor maupun banjir, akibat cuaca ekstrem menjelang puncak musim hujan.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, menurut dia, bencana longsor atau tanah bergerak serta banjir memang paling berpotensi saat puncak musim hujan.

Data peristiwa bencana di DIY yang dihimpun BPBD DIY, pada Sabtu (20/1) menyebutkan di Kabupaten Bantul tercatat ada 37 titik pohon tumbang, satu tower Internet serta tiga tiang listrik roboh. 

Di Kabupaten Kulonprogo ada 23 titik pohon tumbang dan satu titik longsor, di Gunung Kidul tercatat satu titik pohon tumbang,di Sleman 12 titik pohon tumbang dan Kota Yogyakarta tiga titik pohon tumbang ditambah satu tiang listrik roboh.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018