Ramallah, Gaza (ANTARA News) - Para pejabat Palestina dari kelompok Fatah maupun Hamas, Sabtu, menolak kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence, ke Timur Tengah.

"Kunjungan Pence ke kawasan ini tidak bisa diterima karena dia adalah pendukung buta Israel," kata Osama Qawasmi, juru bicara Fatah di Tepi Barat.

Qawami menyerukan perlawanan massal di Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur terhadap pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Qawami mendesak negara-negara Arab agar tidak menerima kedatangan Pence sebagai balasan atas pengakuan Amerika Serikat soal Yerusalem itu serta karena keputusan Amerika Serikat untuk meghentikan bantuan keuangan kepada Badan Pekerjaan dan Pemulihan PBB bagi Pengungsi Palestina (UNRWA).

"Tidak ada pembenaran untuk menerima pejabat Amerika Serikat (Pence) itu, sejak pernyataannya mengukuhkan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel," kata Fawzi Barhoum, juru bicara Hamas.

Pence dijadwalkan mengunjungi Mesir, Jordania dan Israel dalam waktu empat hari. Namun, ia tidak akan melakukan pertemuan dengan pejabat-pejabat Palestina, yang menunjukkan kebuntuan dalam upaya pemerintahan Presiden AS Donald Trump menjembatani perdamaian antara Palestina dan Israel.

Trump bulan lalu mengumumkan pengakuan Amerika Serikat terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan bahwa pemerintahannya akan memindahkan kedutaan besar Amerika Serikat ke kota itu. 

Walau mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, namun Amerika Serikat tidak serta-merta bisa memindahkan  Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tel Aviv ke Yerusalem, melainkan masih memerlukan proses cukup panjang jika keinginan itu ingin diwujudkan.

Pengakuan Trump itu mengundang kemarahan secara luas dan kecaman dari banyak negara.

Ketegangan kembali muncul menjelang lawatan Pence ketika Amerika Serikat, Selasa, mengumumkan akan menarik 65 juta dolar dari 125 juta dolar AS rencana bantuan kepada UNRWA, yang selama berpuluh-puluh tahun telah dibayarkan untuk membantu pemenuhan kebutuhan medis dan pendidikan bagi para pengungsi Palestina.

Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018