Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan menggandeng tujuh kementerian dan lembaga untuk bekerja sama dalam menangani berbagai iklan produk kesehatan yang menyesatkan masyarakat karena memberikan informasi yang keliru.

"Iklan kesehatan sebagaimana `hoax` kesehatan lain harus diawasi, ditindak, diperangi dan tidak boleh dibiarkan," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Untung Suseno Sutarjo usai menandatangani nota kesepahaman bersama tujuh kementerian-lembaga di Kantor Kemenkes, Jakarta, Selasa.

Nota kesepahaman tentang Pengawasan Iklan dan Publikasi Bidang Kesehatan tersebut menjadi kerja sama antara Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Perdagangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Lembaga Sensor Film, Komisi Penyiaran Indonesia, Dewan Periklanan Indonesia dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia.

Dalam nota kesepahaman tersebut setiap lembaga akan bekerja mengawasi iklan yang dianggap menyesatkan dan saling memberikan informasi terkait.

Untung menjelaskan hingga saat ini masih banyak iklan obat-obatan yang beredar di berbagai media namun belum terbukti secara klinis dan informasinya cenderung menyesatkan.

"Di televisi misalnya, sering ditemukan berbagai iklan pengobatan tradisional dan alternatif, talkshow kesehatan, obat, perbekalan kesehatan dan rumah tangga hingga produk yang mengklaim bermanfaat kesehatan," kata dia.

Untung mengelaborasi ciri-ciri iklan "hoax" di antaranya disampaikan secara berlebihan dan bersifat superlatif. Selain itu ada testimoni pengguna atau klien dan hadirnya dokter yang tertindak sebagai endorser.

Biasanya pengiklan mengklaim proses pengobatan atau produk obat yang dijual bisa menyembuhkan berbagai penyakit.

"Padahal, proses penyembuhan tergantung kondisi tubuh dan penyakit yang diderita. Semua proses penyembuhan dan obat atau alat yang digunakan tidak bisa disamaratakan," kata Untung.

Terkait obat herbal, Untung menjelaskan harus dibuktikan secara ilmiah keamanannya?terlebih dahulu seperti uji toksisitas akut, kronik dan teratogenik.

Obat herbal juga perlu diuji dosis, cara penggunaan, efektivitas, monitoring efek samping dan interaksi dengan senyawa obat lain.

Untung menerangkan iklan hoax biasanya memberi kesan ilmiah melalui gambar, video dan grafis berupa anatomi tubuh dan penyakit. Iklan itu memanipulasi keawaman penonton dengan sengaja menimbulkan kekhawatiran pada penyakit tertentu.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017