Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB, Amerika Serikat (ANTARA News) - Tentara Myanmar melakukan pemerkosaan massal terhadap para perempuan dan gadis Rohingya dalam operasi militer yang memaksa ratusan ribu orang mengungsi ke Bangladesh menurut Human Rights Watch, Kamis.

Organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Amerika Serikat itu menyatakan dalam laporannya bahwa kekerasan seksual dan berbagai perbuatan keji lain yang dilakukan personel keamanan Myanmar merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Berdasarkan wawancara dengan para korban pemerkosaan, organisasi bantuan dan pejabat kesehatan Bangladesh, laporan tersebut merinci kasus-kasus pemerkosaan massal yang dilakukan para tentara terhadap perempuan-perempuan Rohingya.

"Pemerkosaan merupakan ciri paling menonjol dan memilukan dalam operasi militer Myanmar untuk melakukan pembersihan etnis terhadap warga Rohingya," kata Skye Wheeler, peneliti HRW sekaligus penulis laporan tersebut.

"Tindakan kekerasan barbar militer Myanmar menyebabkan banyak sekali perempuan dan gadis sangat tersiksa dan trauma.”

Dari 29 korban pemerkosaan yang diwawancarai, 28 korban di antaranya mengaku diperkosa oleh dua pelaku atau lebih. Dalam delapan kasus, para perempuan dan gadis Rohingya diperkosa oleh lima tentara atau lebih.

Perempuan-perempuan itu digambarkan menyaksikan menyaksikan pembunuhan anak, suami dan orangtua mereka sebelum diperkosa.

Banyak korban menuturkan mereka berhari-hari berjalan menuju Bangladesh sambil menahan derita karena alat kelamin bengkak dan robek dalam laporan HRW yang dikutip kantor berita AFP.

HRW mencatat enam kasus pemerkosaan massal di mana tentara Myanmar mengumpulkan perempuan-perempuan Rohingya sebelum memukuli dan memerkosa mereka secara massal.

Laporan tersebut antara lain mengutip kesaksian Mamtaz Yunis (33), yang mengungkapkan bagaimana para tentara menangkap dia dan sekitar 20 perempuan lain di sebuah bukit setelah mereka meninggalkan desa dan memperkosa para perempuan di hadapan mereka.

HRW mewawancarai 52 perempuan dan gadis Rohingya, termasuk 29 korban pemerkosaan, tiga di antaranya berusia di bawah 18 tahun, yang berasal dari 19 desa di Negara Bagian Rakhine.

Lebih dari 600 ribu warga muslim Rohingya mengungsi dari negara berpenduduk mayoritas Buddha Myanmar sejak militer negara itu menggelar operasi di Rakhine pada akhir Agustus.(ab)



Pewarta: Antara
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017