Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi I DPR Meutya Hafidz menyatakan negara di Afrika dan Timur Tengah menjadi sasaran pasar perdagangan alat utama sistem persenjataan (alutsista) buatan Indonesia.

"Perusahan Indonesia yang memproduksi alutsista selain memenuhi kebutuhan dalam negeri harus siap menangkap peluang untuk merebut pasar alutsista di kawasan Afrika dan Timur Tengah," kata Meutya di Jakarta Selasa.

Pernyataan Meutya itu terkait rencana Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang akan mendongkrak volume perdagangan termasuk potensi ekspor alutsista buatan dalam negeri.

Meutya menuturkan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia atau "Indian Ocean Rim Association" (IORA) yang salah satunya menyinggung soal keamanan kemaritiman itu memberikan dampak positif bagi produk alutsista buatan Indonesia.

Meutya mengatakan salah satu perusahaan produksi alutsista PT PAL harus melihat kebutuhan maritim yang diperlukan negara lain seperti armada kapal maupun sistem radar.

Sementara itu,anggota Komisi I DPR Syaifulllah Tamliha menambahkan PT Dirgantara Indonesia juga harus mendapatkan dukungan untuk menjadi industri strategis memproduksi peralatan alutsista.

Kepala Divisi Marketing PT PAL (Persero) Iman Sulaiman mengungkapkan telah menargetkan akan bekerja sama dengan negara anggota IORA guna memproduksi kapal pada 2018.

Iman menyebutkan kerjasama itu telah direncanakan sejak dua tahun lalu namun diintensifkan melalui pertemuan IORA pada 2017.

Iman mengaku negara di kawasan IORA merupakan negara pesisir pantai sehingga memiliki potensi besar untuk dilakukan kerjasama produksi alutsista dengan Indonesia.

Beberapa negara yang telah mengajukan penawaran penjualan yakni Senegal, Madagaskar dan Mozambik melalui pembicaraan pejabat setingkat menteri.

Direktur Kerjasama APEC dan Organisasi Internasional, Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Kemendag RI Deny Kurnia mengutarakan pemerintah melalui PT Pindad (Persero) menggarap potensi ekspor alutsista ke wilayah Timur Tengah senilai 300 juta Dolar Amerika Serikat pada dua tahun mendatang.

Selain itu, pemerintah Indonesia akan menjajaki peluang investasi pembangunan pabrik pembuatan senjata api di Timur Tengah.

(T014/A011)

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017