Jakarta (ANTARA News) - Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny Ja mendapatkan Lifetime Achievement Award survei dan konsultan politik yang diharapkan pencapaiannya dapat dikembangkan oleh generasi berikutnya, sehingga lembaga survei akan lebih kokoh hadir sebagai pilar kelima demokrasi.

Denny JA mengemukakan hal itu di Jakarta, Selasa ketika ia menerima award dari LEPRID (Lembaga Prestasi Indonesia Dunia) atas sembilan pencapaiannya. Denny JA adalah yang pertama mendirikan profesi konsultan politik di Indonesia.

Dia juga yang pertama mendirikan Asosiasi Lembaga Survei Indonesia (AROPI) yang diserahkan Dirut LEPRID Paulus Wangka.  Denny juga dinilai berjasa membatalkan dua UU di Mahkamah Konstitusi yang awalnya melarang pengumuman Quick Count di hari pemilu.

Denny pun mencapai rekor yang fenomenal. Untuk Quick Count, LSI yang dipimpinnya mencatat rekor sempurna selisih 0,00 persen dibanding hasil KPUD dua minggu kemudian. Untuk prediksi survei,  pernah mengiklankan di koran sebanyak 13 kali untuk 13 wilayah, dan semuanya terbukti.

Untuk publikasi, LSI juga pernah mencatat rekor menjadi Headline halaman 1 aneka koran nasional selama sepuluh kali berturut-turut. Sebagai konsultan politik, dia juga mencatat pencapaian fenomenal ikut memenangkan tiga kali pemilu presiden berturut-turut, 30 gubernur di seluruh Indonesia dan 80 walikota/bupati.

Era sosial media ikut mengubah kampanye politik. Denny pun mencatat rekor yang sulit dipecahkan. Tweetnya yang berkampanye soal Jokowi ditweet di atas sejuta kali. Ia dipilih twitter Inc sebagai Golden Tweet nomor 2 untuk skala dunia. Time Magazine menobatkannya satu dari 30 tokoh internet dunia bersama Obama dan Justine Bieber.

Denny JA mengakui dalam memprediksi pilkada ia pernah salah. Dalam upaya memenangkan kandidat, ia pernah kalah. Tapi dia senang karena dalam 14 tahun berkarir di lembaga survei dan konsultan politik sejak 2004, dia dan teman-teman sudah meletakkan "bencmark", indikator yang terukur, mengenai puncak rekor.

Tapi sekali lagi, segala puncak itu selalu bersifat sementara. Pada waktunya akan ada puncak baru yang memecahkan puncak lama. Demikianlah peradaban menjadi maju karena rekor satu individu dipecahkan oleh individu lain. Pencapaian satu generasi dilampaui oleh generasi berikutnya, demikian Denny JA.

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017