Pidie Jaya, Aceh (ANTARA News) - Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mendorong BRI melakukan percepatan pencairan program Indonesia pintar (PIP) bagi korban gempa di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh dan untuk tahap awal sebanyak 7.891 siswa mendapat dana bantuan.

Staf Khusus Mendikbud Bidang Monitoring Implementasi Kebijakan, Alpha Amirrachman yang memantau langsung proses percepatan pencairan di Kabupaten Pidie Jaya, Kamis mengatakan Mendikbud Muhadjir Effendy berkomitmen untuk mengupayakan pemanfaatan PIP yang optimal terutama di wilayah dampak gempa di Aceh.

Untuk proses percepatan itu, BRI mengerahkan enam unit yaitu Unit Bandar Baru untuk Kecamatan Bandar Baru, Unit Bandar Dua untuk Kecamatan Bandar Dua dan Kecamatan Jangka Buaya, Unit Meurah Dua untuk Kecamatan Meurah Dua, Unit Meureudu untuk Kecamatan Meureudu, Unit Trienggadeng untuk Kecamatan Panteraja dan Trienggadeng, dan Unit Ulin untuk Kecamatan Ulin.

Berdasarkan pantauan di lokasi, BRI Unit Trienggadeng mengadakan percepatan pencairan PIP untuk Kecamatan Panteraja dan Kecamatan Treinggadeng dalam minggu ini untuk 19 SD, 7 SMP dan 1 SMK. Terdapat 1.318 siswa dengan rincian 383 siswa di Kecamatan Panteraja dan 933 siswa di Kecamatan Trienggadeng.

"Kami memang mendorong BRI untuk melakukan percepatan pencairan ini. Terlebih PIP adalah program prioritas dari Bapak Presiden Joko Widodo, program ini harus dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat yang tekena dampak gempa di Aceh," ujarnya saat di lokasi BRI Unit Tringgadeng.

Kepala BRI Unit Tringgading Syamsul Bahri mengatakan siswa datang bersama orang tua berbondong-bondong untuk mengambil manfaat tunai yang yang digunakan untuk keperluan pendidikan. Bahkan sebagian datang didampingi oleh guru mereka dari sekolah masing-masing.

"Berhubung dampak gempa yang cukup berat, bahkan ada rumah-rumah warga yang rubuh, kami memberikan kemudahan bagi orang tua, mereka tidak perlu membawa KTP ataupun kartu keluarga, cukup surat keterangan dari sekolah," ujar Syamsul Bahri.

Khairun Muzaimi, siswa kelas V SD Negeri Kuta Batee yang sekarang masih tinggal di pengungsian dan akan mendapatkan manfaat PIP sebesar Rp450.000 mengaku sangat senang.

"Uangnya nanti dipakai untuk beli buku, kan sebentar lagi akan masuk sekolah," ujarnya..

Orang tua dari Khairun, Afridawati, mengatakan bahwa uang tersebut memang akan dipakai untuk menambah pembelian keperluan sekolah. Walaupun masih tinggal di pengungsian dan belum berani pulang ke lokasi rumah, keluarga tetap akan memprioritaskan keperluan pendidikan.

Menurut Juliani guru di SDN Kuta Batee terdapat 75 siswa di sekolahnya yang mendapatkan KIP.

Zahra Islami, siswi kelas V SD Peulandok Tunong yang datang bersama orang tuanya, Mariani juga mengatakan hal yang sama bahwa manfaat tunai PIP akan digunakan untuk membeli perlengkapan sekolah.

Menurut Mariani, walaupun banyak warga terkena musibah gempa, namun semangat untuk tetap bersekolah tetap tinggi dan anak-anak antusias ingin kembali bermain dan belajar.

Pada saat yang sama, BRI Unit Meureudu melakukan percepatan pencairan PIP di lokasi dekat dengan posko penanggulangan gempa di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Pidie Jaya.

Kepala Unit BRI Meureudu Zulkarkaini mengatakan ada total 1.310 siswa yang akan menerima manfaat PIP dari 15 SD, 1 SLB, dan 2 SMP di Kecamatan Meureudu.

Pewarta: Irman Yusuf
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016