Ambon, Maluku (ANTARA News) - Balai Arkeologi Ambon akan menggelar Rumah Peradaban Tanimbar di Saumlaki, Maluku Tenggara Barat, 17-22 Oktober 2016, guna mendorong pengembangan penelitian kepurbakalaan dan studi kebudayaan pulau terdepan dan kawasan perbatasan di Maluku.

"Rumah Peradaban adalah program unggulan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yang dilaksanakan melalui sepuluh balai arkeologi di Indonesia, termasuk Maluku," kata ahli arkeologi, Marlon Ririmasse, dari Balai Arkeologi Ambon, di Ambon, Selasa.

Ia mengatakan melalui kegiatan Rumah Peradaban Tanimbar, pihaknya berupaya memasyarakatkan hasil-hasil riset arkeologi, khususnya yang pernah dilakukan di pulau-pulau terdepan dan kawasan perbatasan di Maluku, guna mendorong studi kepurbakalaan dan kebudayaan untuk pengembangan pendidikan di wilayah tapal batas.

Karena itu pelaksanaannya akan diisi dengan berbagai kegiatan seperti peluncuran buku mengenai pengayaan Arkeologi Maluku, pameran "Pusaka di Tapal Batas", Kelas Sejarah Tutur untuk mengembangankan muatan lokal, Sekolah Pusaka dan kunjungan situs bersejarah, Bincang-Bincang Budaya, dan diskusi buku.

Selain itu, akan digelar juga Sekolah Alam dan gerakan penanaman pohon, sajian kuliner tradisional dan aneka permainan arkeologi, serta pentas seni budaya.

"Siswa dan guru merupakan sasaran utama dalam kegiatan arkeologi untuk pengembangan pendidikan ini, karena itu kegiatannya dikemas dalam pengetahuan arkeologi dan budaya untuk pengembangan pendidikan dan muatan lokal," katanya.

Ririmasse yang juga Koordinator Rumah Peradaban Tanimbar menjelaskan kegiatan yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat tersebut, melibatkan komunitas pendidikan, seni dan budaya setempat, seperti para pemerhati budaya, tokoh adat, seniman dan pengarajin lokal.

Sembilan balai arkeologi lain di Indonesia, UPT terkait dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Provinsi Maluku dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat, serta perwakilan dari kedutaan negara tetangga juga akan turut hadir dan berpartisipasi.

Dia katakan lagi, Saumlaki yang merupakan ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat dipilih sebagai lokasi kegiatan dikarenakan Kepulauan Tanimbar merupakan rumah bagi beberapa pulau terdepan Indonesia.

Dari posisinya, Kabupaten Maluku Tenggara Barat juga merupakan kawasan strategis nasional sebagai wilayah tapal batas yang berhadapan langsung dengan Australia.

"Kekayaan pusaka budaya Tanimbar telah dikenal hingga lintas bangsa, benda-benda budaya asal wilayah itu telah tampil sebagai duta budaya Indonesia di berbagai museum dunia," kata Marlon.

Kepala Balai Arkeologi Ambon, Muhammad Husni, mengharapkan kegiatan Rumah Peradaban Tanimbar ini dapat menjadi titik awal untuk pengembangan lebih lanjut studi arkeologi dan kebudayaan di pulau dan kawasan perbatasan di Maluku.

Dengan 18 pulau terdepan dari 92 pulau yang menjadi tapal batas di Indonesia, Maluku memiliki nilai strategis dalam pengembangan kawasan perbatasan.

"Aspek kebudayaan dan pendidikan merupakan isu kunci yang harus didorong untuk percepatan pembangunan di wilayah tapal batas, dan di sana arkeologi dalam memberi kontribusi di antaranya melalui kegiatan Rumah Peradaban Tanimbar ini," katanya. 

Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016