Bogor (ANTARA News) - Pawai Budaya Helaran menjadi penutup peringatan Hari Jadi Bogor (HJB) ke- 534 yang digelar Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu.

Pawai Budaya tersebut berlangsung meriah, diikuti sekitar 10.000 peserta yang menampilkan berbagai atraksi mulai dari Reog Ponorogo, drumband dari Pusdikzi, mobil hiasan, dan iring-iringan dondang (pembawa jampang).

Tahun ini Pawai Budaya berlangsung istimewa dihadiri Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang ikut menunggang kuda bersama Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.

"Kami mengundang seluruh wali kota se Jawa Barat untuk menghadiri pawai Helaran ini, yang hadir Wali Kota Bandung, pimpinan kota lainya hanya diwakilkan," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ekonomi Kreatif Kota Bogor Shahlan Rasyidi.

Shahlan mengatakan, kehadiran Ridwan Kamil menjadi kehormatan sekaligus kado istimewa menambah kemeriahan Pawai Budaya Helaran Kota Bogor.

"Ridwan Kamil tidak datang sendiri, tapi membawa langsung seluruh camat se Kota Bandung," katanya.

Menurut Shahlan, kehadiran Wali Kota Bogor mendapat nilai positif untuk terus melestarikan pawai budaya yang ada di wilayah Jawa Barat.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Bogor Untung B Maryono mengapresiasi pelaksanaan Pawai Budaya Helaran yang menjadi pemersatu antara warga dan pimpinannya.

"Pawai Budaya ini memperlihatkan kekompakan antara kepala daerah, dan masyarakat terhibur, tidak ada pembatasan, antara warga dan pejabat," katanya.

Menurut Untung kegiatan tersebut dapat menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap Kota Bogor, sehingga bersama-sama mewujudkan Bogor yang lebih baik.

"Suatu kebahagiaan, Hari Jadi Bogor jatuh pada hari Jumat. Dan momen hari itu bertepatan dengan datangnya bulan Ramadan. Semoga ini menjadi rahmat bagi kita semua," kata Untung.

Pawai Budaya Helaran menampilkan berbagai atraksi mulai pawai pejabat berkuda, kereta kencana, delman, hingga mobil hias.

Widya (32) warga Cimahpar mengaku ini kali kedua ia menyaksikan pawai budaya yang sangat menghibur.

"Cuma sayang, masih banyak sampah. Jadi kurang rapi dan bersih. Selain minim tempat sampah di sepanjang lokasi, juga kesadaran warga yang buang sampah sembarangan belum banyak," kata ibu satu anak tersebut.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016