Tanjungpinang (ANTARA News) - Tim Western Fleet Quick Response (WFQR) Lantamal IV/Tanjungpinang menangkap AHR, pelaku pembajakan kapal tanker MV Joaquim beberapa waktu lalu yang mengangkut BBM, yang melewati Selat Malaka dibekuk di Banyumas Jawa Tengah, Selasa.

Danlantamal IV/Tanjungpinang Kolonel Laut (P) S Irawan, Selasa, mengatakan petualangan AHR yang terkenal licin berakhir setelah selama tiga bulan Tim WFQR IV mengejarnya.

"AHR adalah pelaku kejahatan dengan kekerasan di Selat Malaka yang terkenal brutal dengan kelompok sindikat yang telah berhasil ditangkap sebelumnya oleh Tim WFQR IV," katanya.

Irawan mengatakan aktivitas AHR dan kelompoknya terkenal sadis, dan meresahkan nakhoda kapal-kapal tanker yang melewati Selat Malaka. AHR dan kelompoknya tidak segan-segan membunuh apabila penghuni kapal yang dibajaknya melawan.

"Akhirnya tadi subuh pada pukul 02.00 WIB berhasil dibekuk Tim WFQR (Western Fleet Quick Respon) IV di tempat persebunyiannya tanpa ada perlawanan," ujarnya.

Dia menambahkan AHR masuk dalam daftar orang pelaku kekerasan yang paling dicari Tim WFQR IV, dibekuk di rumah orang tua An, istri dari tersangka yang beralamat di Desa Banteran Rt 06/07 Kecamatan Sumbang Banyumas Jawa Tengah.

Selanjutnya Tim WFQR membawa AHR menuju Mako Armada RI Kawasan Barat Jakarta untuk dilaksanakan proses penyidikan lebih lanjut.

Irawan menegaskan AL tidak main-main dalam menghadapi kejahatan di wilayah NKRI.

Dia menginstruksikan kepada Tim WFQR Lantamal IV/Tanjungpinang tembak di tempat pelaku-pelaku kekerasan dilaut khususnya pembajakan kapal-kapal tanker yang membawa BBM yang melewati Selat Malaka.

"Ini demi nama baik bangsa Indonesia dan keamanan Selat Malaka di mata dunia internasional sebagai jalur urat nadi perekonomian dunia," katanya.

Menurut dia, beberapa waktu lalu saat Tim WFQR IV memburu sindikat pelaku kekerasan di Selat Malaka yang melarikan diri hingga ke Gunung Salak, Bogor. Pelaku ditembak, karena melawan saat akan ditangkap.

"Saya peringatkan kelompok-kelompok pelaku kejahatan dengan kekerasan di laut jangan lagi melakukan kegiatan itu karena di mana pun bersembunyi pasti akan dikejar," katanya.

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016