Jambi (ANTARA News) - Gubernur Jambi Zumi Zola kesal setelah mendengar bahwa stok obat untuk pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di apotik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi kosong.

"Tadi saya mendapati bahwa di apotik tidak ada obat deman berdarah, padahal Jambi bahkan Indonesia tengah diserang wabah demam berdarah. Ini kan musim hujan, masa obatnya ngak ada," kata Gubernur Zola saat sidak ke rumah sakit plat merah itu di Jambi, Kamis.

Mendapati temuan itu, Zola menegaskan ke depan dirinya tidak mau lagi mendengar apotik rumah sakit provinsi itu tidak punya obat dan lamban dalam penanganan pasien.

"Ke depan saya tidak mau lagi dengar kalau RSUD ini lamban menangani pasien dan apotiknya tidak punya obat. Kalau masih seperti ini, saya akan cari tahu petugasnya dan saya akan tindak," katanya.

Gubernur juga meminta kepada pihak RSUD Raden Mataher Jambi untuk melakukan evaluasi manajemen, baik dari segi pelayanan maupun dari segi keuangan agar kinerja dan pelayanan rumah sakit bisa ditingkatkan.

Selain itu, ruangan rumah sakit menurutnya tidaklah kurang untuk menampung pasien, namun ruangan yang ada tidak layak pakai karena fasilitasnya tidak memadai.

Meskipun Zola tidak mengungkapkan kekecewaannya secara gamblang, namun dengan tegas dia memberi peringatan ke pihak rumah sakit untuk segera memperbaiki temuannya.

"Besok saya tak mau dengar lagi keluhan-keluhan masyarakat tentang lambatnya mereka dilayani dan fasilitas tidak memadai. Kalau masih ada, saya tindak langsung," katanya.

Zola juga meninjau pembangunan VIP Room enam lantai RSUD yang sedang berlangsung, namun Zola mengatakan masih banyak keperluan primer yang harus dipenuhi dibanding membangun gedung mewah itu.

Apalagi katanya, peralatan medis banyak yang kurang, kemudian ruangan banyak yang tak bisa dipakai karena rusak.

Tapi karena ruang VIP sudah terlanjur dibangun dengan anggaran lebih dari Rp28 miliar pada tahun 2015 dan ditambah Rp8,5 miliar tahun 2016, pembangunan itu kata Zola tetap akan dilanjutkan.

Namun dirinya akan membicarakan hal ini dengan DPRD terkait urgensi pembangunan itu. Penundaan pembangunan bisa saja dilakukan karena masih ada kebutuhan lain yang lebih mendesak.

"Kalau ada yang rusak ya diperbaiki dulu, bukan bangun yang baru. Apalagi peralatan medis masih kurang, penuhi kebutuhan primernya dulu," kata Gubernur Zola.

Sementara itu, Plt Direktur RSUD Raden Mataher, H Andi Pada, hanya bisa mendengar kritikan yang dilontarkan Zola dan menyatakan akan segera menindaklanjuti apa yang menjadi kritikan gubernur muda itu.

"Tentu ini akan kita tindak lanjuti dan akan kita siapkan apa yang harus dipersiapkan rumah sakit terkait keluhan dari masyarakat," kata Andi.

Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016