Batam (ANTARA News) - Panitia Pelaksana Ibadah Haji Embarkasi Batam memastikan seorang korban tragedi Mina berasal dari Pontianak Kalimantan Barat, yaitu Syaisiyah Syahril Abdul Gafar yang tergabung dalam Kelompok Terbang 14.

"Betul, Ibu Syaisiyah Syahril Abdul Gafar wafat BTH 14 Batam asal Pontianak," kata Sekretaris PPIH Embarkasi Batam Mazdjad dalam pesan pendeknya kepada Antara di Batam, Jumat.

PPIH Embarkasi Batam masih mengumpulkan seluruh keterangan dari petugas Kloter yang berada di Tanah Suci, mengenai kejadian naas yang menimpa Syaisiyah.

Sebelumnya, dari Mekkah dilaporkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memastikan untuk sementara tiga korban meninggal dalam musibah jemaah terinjak-injak di Jalan Arab 204, Mina, saat menuju Jamarat untuk melontar jamrah Kamis pagi.

Ia memastikan tiga korban meninggal tersebut setelah mengunjungi Rumah Sakit Al Jisr.

"Benar. Ada tiga jemaah yang meninggal, dua sudah dikenali, satu masih proses identifikasi," katanya.

Korban meninggal yang sudah bisa dikenali adalah Hamid Atwi Tarji Rofia (51 tahun) asal Kelompok terbang (Kloter) Surabaya (SUB) 48, laki-laki, Probolinggi 3 Mei 1964, maktab 2, nomor paspor B1467965.

Kemudian, Syaiyah Syahir Abdul Gafar (50 tahun) asal Kloter Batam (BTH) 14, maktab 1, nomor paspor A2708446.

Diakuinya peristiwa tersebut telah menyebabkan korban jiwa yang cukup besar, mencapai ratusan orang. Namun sebagian besar adalah jemaah dari wilayah Arab dan Afrika.

Berdasarkan informasi Kepala Daker Mekkah Arsyad Hidayat, Jalan Arab 204, bukan jalan jemaah Indonesia menuju Jamarat, karena sebagian jemaah Indonesia diarahkan ke jalan King Fahd dan Moasim.

"Mungkin yang bersangkutan kesasar atau tidak tahu jalan. Jalan itu diperuntukkan bagi jemaah haji dari Mesir, Afrika, dan Asia Selatan," katanya.

Terkait korban yang belum dikenali, ia mengatakan identitasnya masih ditelusuri, karena korban tidak menggunakan gelang identitas yang biasa dikenakan jemaah terkait nama, nomor kloter dan embarkasi, serta nomor passpor.

Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015