Aksi damai ini kami adakan atas dasar keadaan dunia saat ini yang jauh dari kata damai, masih terdapat perang di beberapa negara di antaranya Israel-Palestina, Suriah dan Timur Tengah,"
Padang (ANTARA News) - Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (Himashi) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat, menggelar aksi damai dalam rangka memperingati Hari Perdamaian Dunia.

"Aksi damai ini kami adakan atas dasar keadaan dunia saat ini yang jauh dari kata damai, masih terdapat perang di beberapa negara di antaranya Israel-Palestina, Suriah dan Timur Tengah," kata Koordinator aksi damai Khailul Mahuris, di Padang, Senin.

Para mahasiswa tersebut menggelar orasi, teatrikal dan jalan kaki dari depan Gubernuran Sumbar menuju Lapangan Imam Bonjol.

Ia mengatakan dalam aksi damai yang dimulai pukul 14.00 WIB ini diikuti oleh 150 orang termasuk mahasiswa FISIP, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) FISIP dan Unand serta masyarakat sipil yang diawasi oleh 50 personel polisi.

Dalam aksi damai ini, mahasiswa FISIP mengikatkan kain putih bertuliskan "Int Day of Peace" di kepala mereka dan mengusung spanduk putih besar dengan tulisannya yang sama serta beberapa alat peraga bertuliskan berbagai gambaran mereka tentang perdamaian di antaranya "peace for the right of others means respect", "where is peace?", "world peace/world desctruction".

"Sebenarnya Hari Perdamaian Internasional ini sudah dicanangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1981 namun baru mulai dilaksanakan pada 1982. PBB mempromosikan ide perdamaian baik intra maupun inter-state namun mirisnya masih terjadi krisis kemanusiaan dan PBB tidak mampu menanganinya," kata dia.

Sementara peserta lainnya Alif mengatakan seharusnya 21 September sebagai Hari Perdamaian Internasional tidak hanya menjadi wacana melainkan sebagai perlawanan terhadap penindasan dimana setiap orang punya hak untuk merasakan kedamaian termasuk para pengungsi yang terkena dampak perang sipil.

"Banyak pengungsi Suriah yang tidak mempunyai tempat tinggal tepat pada Hari Perdamaian Internasional dan hal ini menjadi cambuk bagi PBB dan seluruh lapisan masyarakat internasional bahwa keadaan dunia saat ini tidak dalam keadaan baik-baik saja," kata dia.

Selain itu, mahasiswa lainnya, Rido mengatakan, banyak warga korban peperangan suatu negara yang keluar dari negaranya pergi mengungsi ke negara lain hanya karena ingin memerdekakan diri dan menikmati perdamaian.

Dalam aksi damai bertemakan krisis pengungsi ini, mahasiswa FISIP memusatkan orasi dan teaterikal di perempatan Imam Bonjol dengan mengangkat kisah kematian bocah pengungsi Suriah yang tewas terdampar di tepi pantai saat mencari suaka.

"Arti dari perdamaian dan rasa kemanusiaan di dunia ini masih perlu dipertanyakan, peranan PBB pun dalam mewujudkan keadilan harus selalu ditingkatkan. Perdamaian di dunia ini hanya akan terwujud jika setiap individu menyuarakan perlawanan terhadap penindasan," kata dia.

Sementara Pengamat Hubungan Internasional dari Unand Poppy Irawan mengatakan dengan adanya aksi damai yang diselenggarakan pada Hari Perdamaian Dunia diharapkan bisa memberi pesan pada masyarakat khususnya Kota Padang agar terus memupuk rasa solidaritas antar sesama.

"Setiap orang harus membuka mata mereka, memupuk solidaritas agar terciptanya peradaban dan kemajuan dalam hubungan sosial serta terciptanya perdamaian," kata dia.

Pewarta: Eko Fajri
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015