Padang (ANTARA News) - Rona bahagia tampak dari Marjan A Witzel Pennekamp saat berkunjung ke rumah tempat ia dibesarkan 64 tahun silam di Bukit Atas PT Semen Padang Indarung, Padang, Sumatera Barat.

Marjan terlihat gembira saat memasuki rumah permanen bercat krem seakan menjemput kembali kenangan saat menghabiskan masa kecil pada usia satu hingga tiga tahun.

Ruangan demi ruangan yang ia masuki seperti mengembalikan kenangan masa kecil bersama orang tuanya yang kala itu bekerja sebagai karyawan PT Semen Padang.

Tidak ketinggalan ia pun memperlihatkan foto-foto masa kecil di rumah itu yang disimpan di tablet miliknya. Ada foto ketika duduk bersama ayah dan ibunya di teras depan rumah. Juga ada foto dipangkuan ibu, di depan rumah, foto di jalan, di kolam renang, serta foto pembantu.

"Saya punya beberapa dokumen foto di luar rumah, kalau di dalam, saya tidak punya," ujar Marjan yang datang ke Padang bersama suaminya, GA.Witzel.

Saat memasuki kamar mandi Marjan berucap "satu yang saya ingat, kamar mandi, saya masih ingat dengan bak mandi ini," katanya.

Ia pun memotret ruangan itu mulai kamar hingga kebun yang ada di belakang rumah dengan kamera yang dimiliki.

Marjan A Witzel Pennekamp lahir di Padang pada tahun 1951. Ayahnya, Joop Pennekamp, dulu bekerja di Pabrik Indarung I PT Semen Padang.

Pada 1954, keluarganya kembali ke Belanda, setelah pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengambil alih semua aset Belanda di Indonesia.

Sang ayah meninggal pada tahun 2004. Sedangkan ibunya, Joke Pennekamp Bruinink, saat ini sudah berusia lanjut.

"Waktu kecil saya dulu memiliki pengasuh yang bernama Sima," katanya seraya memperlihatkan foto bersama Sima.

Setelah mengunjungi rumah masa kecilnya itu, Marjan mengaku bahagia.

"Saya bahagia, ini merupakan momen yang paling spesial dalam hidup saya dapat mengunjungi rumah tempat menjalani usia sampai tiga tahun," ujarnya.

Puas mengabadikan rumah masa kecilnya itu, Marjan didampingi Kepala Biro Humas Semen Padang Asdian beserta jajaran Bidang Komunikasi, mengunjungi bekas kolam renang (swimbath) PT Semen Padang.

Di dokumen pribadinya, Marjan bersama keluarga terlihat duduk di rerumputan area bekas kolam renang itu.

Ketika sampai di sana ia mengelilingi area kolam yang kini sudah tidak berfungsi lagi.

Dari bekas kolam renang itu, Marjan dan suami dibawa ke Pabrik Indarung I, tempat ayahnya dulu bekerja.

"Ini benar-benar luar biasa," ucap wanita itu menahan haru yang saat ini berdomisili di Eugenie Previnaireweg 62151 BG Nieuw Vennep, Belanda itu.

Marjan juga diperlihatkan berbagai arsip PT Semen Padang di zaman Belanda di Sentral Arsip PT Semen Padang.

"Arsip-arsip surat dalam bahasa Belanda yang disimpan di sentral arsip ini sangat penting dan bernilai sejarah ," kata GA Witzel, suami Marjan .

Mereka pun membuka dan menerjemahkan berbagai arsip dalam bahasa Belanda. Pasangan suami istri itu memuji lingkungan PT Semen Padang yang bersih, dan terawat.

"Luar biasa, Semen Padang merupakan pabrik yang besar dan bersih," kata Witzel yang bekerja di sebuah perusahaan konstruksi.

Setelah berkunjungan ke Padang Marjan berencana akan mengunjungi Kota Bandung tempat orang tuanya menikah.

Selanjutnya ia bertolak ke Yogyakarta, termasuk ke Candi Borobodur dan menyempatkan berkunjung ke penjara Jepang di Ambarawa dan Muntilan, tempat ibunya pernah ditawan Jepang selama tiga tahun.

Ia juga akan mengunjungi Surabaya, tempat sang ibu menghabiskan masa kecil bersama keluarganya hingga berusia 10 tahun.

"Saya sangat ingin kembali ke Padang, tapi jaraknya sangat jauh dari Belanda. Saya merindukan saat-saat itu datang. Berada di sini membuat saya benar-benar bahagia," kata Marjan saat ditanya apakah ingin kembali ke Kota Padang.

PT Semen Padang didirikan pada 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NV NIPCM) yang merupakan pabrik semen pertama di Indonesia.

Kemudian pada tanggal 5 Juli 1958 Perusahaan dinasionalisasi oleh Pemerintah Republik Indonesia dari Pemerintah Belanda.

Oleh Ikhwan Wahyudi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015