ayolah Pak Gubernur kami mengharapkan adanya revisi asalkan di atas angka 3 jutaan"
Jakarta (ANTARA News) - Perwakilan massa buruh yang hari ini menggelar aksi di depan kantor DPRD DKI Jakarta mengancam bahwa buruh akan melakukan mogok kerja besar-besaran apabila tuntutan mereka tidak terpenuhi.

Buruh menuntut revisi Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI yang sebelumnya sudah ditetapkan Rp2.441.301. Selain itu buruh juga menuntut negosiasi agar ketetapan UMP tersebut bisa naik di atas tiga juta rupiah.

"Karena tiga juga rupiah adalah angka kebutuhan real buruh DKI Jakarta," kata Winarso, Ketua Koordinator Lapangan Forum Buruh DKI, siang ini.

"Kami tidak gegabah maupun saklek di angka 3,7 ayolah Pak Gubernur kami mengharapkan adanya revisi asalkan di atas angka 3 jutaan," tambahnya.

Perwakilan massa buruh menganggap pemerintah DKI Jakarta tidak memihak buruh dalam menetapkan upah minimum.

"Kami melihat ada indikasi Pak Jokowi menandatangani ketetapan upah minimum tersebut tidak membaca secara real seperti apa isinya dari yang dia ditandatangani," kata Winarso.

Winarso juga mengatakan jika aksinya hari ini tidak ditanggapi positif pemerintah DKI Jakarta maka buruh di tiap-tiap kawasan industri akan melakukan mogok lanjutan Senin mendatang.

"Pendekatan kami birokrasi, kami sampaikan surat untuk menelaah kembali, tapi jika UMP tetap tidak direvisi maka kami akan tetap sampaikan petisi ini baik dengan massa ataupun perwakilan buruh saja," katanya.

"Mulai tanggal 25 (November) rencananya akan dilakukan mogok daerah, kita juga sudah menyiapkan, teman-teman di grassroot untuk menyiapkan mogok daerah, kita pastikan jadi," tambah Winarso.

Hal senada disampaikan Muhammad Toha, Sekjen Forum Buruh DKI.

"Ibaratnya kan kita saat ini sedang berpuasa, sedang berjuang menyampaikan tuntutan. Nanti akan ada istilahnya hari lebaran, mogok besar untuk kemenangan buruh," kata Muhammad Toha kepada ANTARA News.

"Kita lihat nanti bagaimana prosesnya, sampai besok atau Jumat mungkin saja, jika belum ada tanda-tanda (perubahan UMP) juga buruh akan mogok lagi di masing-masing daerah dan kawasan industrinya," kata Muhammad.

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013