Ranai, Natuna (ANTARA News) - Harga cengkeh di Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, kini menembus Rp130.000 per kilogram, terbaik dalam kurun sepuluh terakhir.

Anggota DPRD Kepulauan Riau Sofyan Samsir, di Ranai ibu kota Nagtuna, Rabu mengatakan, harga yang bagus itu memberikan harapan ke para petani, khususnya di sentra penghasil seperti di Midai dan Seluan di Kecamatan Bunguran Utara, Desa Selaut Bunguran Barat dan Serasan Natuna, kemudian di Palmatak dan Ladan Kepulauan Anambas.

Pada awal musim panen lalu, yaitu pada pertengahan Januari 2013, harga cengkeh kering hanya sebesar Rp70.000/kg, maka harga saat ini termasuk paling menguntungkan dan membuat harapan petani yang sempat putus asa ketika Badan Penyangga dan Penyedia Cengkeh (BPPC) dibentuk. Harga saat itu hanya Rp3.000/kg.

Selama sepuluh tahun terakhir, harga cengkeh paling fenomenal dan tertinggi yang pernah berlaku di Natuna dan Anambas, kata Sofyan, politikus dari Partai Golkar

Natuna maupun Kepulauan Anambas sudah lama dikenal sebagai sentra penghasil cengkeh di Provinsi Kepri. Dari hasil cengkih, tidak sedikit anak-anak kabupaten berpulau-pulau ini bisa mengenyam pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Meski sebagai penghasil cengkeh, Sofyan mengatakan, sampai saat ini belum diperoleh data produksi yang sesungguhnya produksi di Natuna dan Anambas yang dijual hingga Pulau Jawa seperti ke Semarang, Jawa Tengah.

"Demikian juga dengan luas lahan. Namun dari berbagai sumber data yang diperoleh, produksi cengkeh asal Natuna dan Anambas sekitar 6.000 ton hingga 6.500 ton per tahun saat panen raya," kata dia.

Dia mengungkapkan cengkeh adalah komoditas yang mempunyai peran strategis dan signifikan dalam menyerap tenaga kerja, sumber devisa negara, penyediaan bahan baku industri, peningkatan pendapatan petani, konservasi lingkungan serta sekaligus merupakan sarana dan pemerataan pembangunan.

Kebutuhan cengkih nasional setiap tahunnya antara 110.000 hingga 120.000 ton. Sementara produksi cengkih nasional hanya antara 80.000 ton hingga 90.000 ton per tahun, sehingga potensi pertanian cengkih memiliki prospek yang cerah dan menjanjikan.

Melihat masih terjadinya kekurangan pasokan cengkih secara nasional dari tahun ke tahun, ucap Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPRD Kepri itu, merupakan kesempatan bagi petani untuk lebih produktif. Di lain pihak, pembukaan kebun-kebun baru juga sangat diharapkan untuk mengurangi ketergantungan dari negara penghasil cengkih terkenal di dunia, Zanzibar.

Sofyan tidak menampik kemungkinan terus merosotnya produksi cengkih secara nasional, termasuk di Natuna dan Anambas akibat banyaknya tanaman tua dan rusak, serangan hama penyakit, belum menggunakan benih unggul, serta kurangnya pemeliharaan.

(KR-RDT/A013)

Pewarta: Rusdianto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013