Kami membahas perkembangan hubungan bilateral antara Indonesia dan Irlandia, pembangunan di tingkat regional, serta masa depan sistem perdagangan multilateral di bawah WTO, yang masa jabatan Direktur Jenderalnya akan berakhir pada 31 Agustus 2013,"
Jakarta (ANTARA News) - Mari Elka Pangestu, salah satu kandidat Direktur Jenderal World Trade Organization (WTO) mengunjungi Dublin, Irlandia, pada 20 Maret 2013 untuk membahas perkembangan hubungan bilateral antara Indonesia dan Irlandia, pembangunan di tingkat regional, serta masa depan sistem perdagangan multilateral di bawah WTO.

Mari Elka Pangestu yang menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) dalam keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan, dalam kunjungan kerjanya tersebut ia bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja dan Inovasi Richard Bruton dan Menteri Pariwisata dan Olahraga Michael Ring.

"Kami membahas perkembangan hubungan bilateral antara Indonesia dan Irlandia, pembangunan di tingkat regional, serta masa depan sistem perdagangan multilateral di bawah WTO, yang masa jabatan Direktur Jenderalnya akan berakhir pada 31 Agustus 2013," katanya.

Mari Pangestu berkunjung ke Irlandia karena negara tersebut menjadi Ketua Uni Eropa selama enam bulan ke depan.

Pertemuan di Dublin berlangsung dalam suasana yang positif dan kedua belah pihak menyepakati pentingnya perdagangan untuk pertumbuhan dan pemulihan ekonomi, terutama untuk negara dengan perekonomian terbuka seperti Irlandia.

"Perdagangan memainkan peranan penting saat transformasi dan saat pemulihan perekonomian Irlandia setelah terjadi krisis keuangan global tahun 2009 lalu," katanya.

Pada 2011, nilai perdagangan barang dan jasa mencapai 188 persen dari PDB.

Perdagangan juga berperan dalam transformasi perekonomian Indonesia, berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, penyediaan lapangan kerja, dan pengurangan kemiskinan, dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang maju perekonomiannya.

Oleh sebab itu kedua menteri ini sepakat bahwa kepercayaan terhadap sistem perdagangan multilateral harus terus dijaga.

"Hal ini bisa dicapai dengan melanjutkan penguatan kerangka aturan yang berperan dalam mencegah meningkatnya proteksionisme setelah terjadinya krisis keuangan global. Lebih jauh lagi, dinilai penting untuk mengintensifkan upaya-upaya untuk merampungkan negosiasi multilateral Doha," katanya.

Mari Pangestu dan Richard Bruton saling berbagi pandangan mengenai kepentingan kedua negara dan mendukung Irlandia sebagai Ketua Uni Eropa untuk memastikan ada hasil yang dicapai pada pertemuan tingkat menteri ke-9 negara-negara anggota WTO di Bali pada Desember 2013.

Ia mengharapkan, negosiasi yang intensif untuk paket fasilitasi perdagangan dan penyusunan komponen "early harvest", termasuk peningkatan kapasitas, dapat mengarah pada hasil yang ingin dicapai dan dengan demikian dapat menjaga momentum dan keyakinan terhadap proses negosiasi.

Keduanya juga berpandangan bahwa perjanjian bilateral dan regional bisa dipertimbangkan sebagai bentuk pendekatan lain untuk membuka dan menciptakan standar global dan aturan, sepanjang isinya bersifat melengkapi dan konsisten dengan sistem perdagangan multilateral.

Berkaitan dengan sektor pariwisata, pada pertemuan Mari Pangestu dengan Michael Ring membahas tentang promosi dan pengelolaan destinasi pariwisata serta pentingnya sektor tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, penerimaan devisa dan citra suatu negara.

Keduanya membahas pentingnya masalah fasilitasi visa untuk meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata.

Michael Ring menyampaikan rencana pelaksanaan "Gathering in Ireland 2013" yang diharapkan mampu meningkatkan jumlah pelancong ke Irlandia tahun ini.

Berkenaan dengan hubungan bilateral, Mari Pangestu juga menyampaikan bahwa saat terjadi proses reformasi pada akhir 90-an, Indonesia juga belajar dari pengalaman reformasi di Irlandia.

Mari Pangestu yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Perdagangan RI dari Oktober 2004 sampai Oktober 2011 merasa yakin bahwa sistem perdagangan multilateral adalah solusi untuk banyak masalah di seluruh dunia.

"Sejak pembentukannya, WTO telah membantu menghasilkan lebih banyak perdagangan, pertumbuhan ekonomi, pekerjaan, dan kesempatan di berbagai sektor. Yang terpenting WTO telah berhasil mengangkat banyak negara dan rakyatnya dari kemiskinan, dan menciptakan begitu banyak lapangan kerja bagi negara anggotanya," kata Mari Pangestu.

Dari sembilan kandidat Direktur Jendral WTO 2013-2017, Mari Pangestu adalah salah satu dari empat kandidat yang yang masih aktif menjabat menjadi menteri.

Lima kandidat lainnya memiliki latar belakang profesi dan pengalaman yang beragam dan bila terpilih, Mari Pangestu akan menjadi wanita pertama yang menduduki posisi Dirjen WTO.

Dengan latar belakang pengalaman dan keahliannya, Mari Pangestu memiliki pemahaman terhadap pentingnya prinsip inclusion dan akan memastikan bahwa sistem perdagangan bebas akan memberikan peluang dan manfaat bagi setiap individu, manfaat bagi negara maju dan berkembang, dan manfaat bagi perusahaan besar dan UKM.

Dalam beberapa pekan terakhir, Mari Pangestu melakukan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pencalonannya sebagai Dirjen WTO.

Selain menyampaikan visi dan misinya pada kesempatan pertemuan General Council di Jenewa beberapa waktu lalu, Mari Pangestu juga telah bertemu dengan perwakilan WTO dari sejumlah negara dan mengunjungi beberapa kota seperti Washington DC, Beijing, Brussels, Paris, Berlin, Moskow, Dubai, Abidjan, Abuja, Kairo, Stockholm, Rabat, Copenhagen, dan London untuk menyampaikan komitmennya untuk mengintegrasikan tiap-tiap negara ke dalam sistem perdagangan multilateral.

(H016/S025)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013