Awalnya, tembok tersebut dilapisi semen. Kemudian muncul ide agar tembok yang ada di kompleks Makam Sunan Kudus, tepatnya di dekat tajuk itu dikembalikan seperti semula agar seperti tembok kuno yang terlihat batu batanya tanpa ditutupi lapisan semen,
Kudus (ANTARA News) - Tembok yang ada di kompleks Makam Sunan Kudus, Jawa Tengah, dikembalikan seperti sebelumnya agar batu bata tampak terlihat, kata juru bicara Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Deny Nur Hakim.

"Awalnya, tembok tersebut dilapisi semen. Kemudian muncul ide agar tembok yang ada di kompleks Makam Sunan Kudus, tepatnya di dekat tajuk itu dikembalikan seperti semula agar seperti tembok kuno yang terlihat batu batanya tanpa ditutupi lapisan semen," ujarnya, di Kudus, Jumat.

Ia mengatakan, ide tersebut dimunculkan oleh pihak Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, sehingga biaya proses revitalisasi tembok kuno tersebut juga ditanggung oleh yayasan.

Usulan tersebut, katanya, mendapat persetujuan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng.

Pengerjaannya, kata dia, dikerjakan oleh tenaga ahli dari BPCB Jateng.

Kegiatan revitalisasi tembok kompleks Makam Sunan Kudus tersebut, awalnya hanya dikerjakan oleh dua pekerja, kemudian ditambah dua pekerja lagi untuk mempercepat proses pengerjaannya agar cepat selesai.

"Pekerjaan tersebut, dimulai sejak awal Januari 2013 dan bulan ini dipastikan sudah berakhir," ujarnya.

Selain perbaikan tembok yang ada di kompleks Makam Sunan Kudus, tajuk juga akan menjadi sasaran perbaikan berikutnya beserta atap Menara Kudus.

Bangunan bersejarah tersebut mengalami pergeseran bangunan atap menara yang terbuat dari kayu yang terlihat hanya ditempatkan di atas bangunan menara yang terbuat dari batu bata.

Penyebabnya, salah satunya karena getaran yang ditimbulkan oleh kendaraan yang melintas di sekitar kawasan Menara Kudus.

Bangunan Menara Kudus tersebut, mulai mengalami kerusakan di sejumlah titik yang diduga akibat faktor alam.

Secara kasat mata, terlihat ada proses pelapukan sisi luar batu bata yang jumlahnya diperkirakan mencapai puluhan persen sesuai informasi petugas.

Untuk itu, yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus bekerja sama dengan BPCB Jateng berencana membuat duplikat bangunan Menara Kudus sebagai salah satu upaya pelestarian Menara Kudus.

Selama ini, Menara Kudus yang dibangun sejak 1549 Masehi atau 956 Hijriah sering digunakan untuk mendukung aktivitas keagamaan, terutama untuk menandai waktu salat lima waktu dengan menabuh beduk maupun kentongan yang berada di atas menara tersebut.

Bangunan menara tersebut, digunakan pula untuk menempatkan pengeras suara.

Dengan adanya duplikat menara, maka aktivitas yang sebelumnya sering dilakukan di Menara Kudus bisa dialihkan ke menara duplikat, sehingga kerusakan yang dimungkinkan karena adanya aktivitas di menara bisa diminimalkan.

(KR-AN/N005)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013