Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan karakteristik batuan yang rapuh menjadi salah satu faktor yang menyebabkan Jayapura, Papua sering terjadi gempa.

"Kejadian atau gempa yang terjadi di wilayah Jayapura dan sekitarnya sudah sering kejadiannya, ini akibat dari kondisi batuan yang ada di wilayah tersebut adalah batuan yang tipenya rapuh, jadi kondisi rapuh ini mengakibatkan sensitif untuk bergetar," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Ia mengemukakan, berdasarkan hasil pengamatan BMKG sejak 2 Januari 2023 hingga 9 Februari 2023 pukul 14:25 WIB tercatat telah terjadi gempa di wilayah sekitar Kota Jayapura sebanyak 1.079 kali dengan 132 kejadian di antaranya dirasakan oleh masyarakat.

"Memang karakteristik daripada di daerah Jayapura itu gempa-gempanya adalah aktivitas gempanya sangat tinggi, gempa di sana dangkal dan batuannya juga mudah patah sehingga di situ menyebabkan aktivitas terus-menerus sejak Januari tahun ini," paparnya.

Ia mengatakan, pascagempa M5,4 yang terjadi pada pukul 13.28 WIB, Kamis ini diharapkan masyarakat setempat untuk memeriksa rumah tinggalnya.

"Hindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.

Dalam kesempatan sama, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, wilayah Jayapura merupakan wilayah seismik aktif dan kompleks.

"Ini tercermin dari perbedaan mekanisme gempa yang terjadi pada tanggal 2 Januari 2023 lalu. Saat itu merupakan gempa dengan mekanisme turun, saat ini gempa yang terjadi sesar geser, ini menunjukkan bahwa kawasan ini merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks," katanya.

Ia menambahkan, batuan di wilayah Jayapura, Papua juga memiliki karakteristik rapuh sehingga mudah terjadi gempa.

"Maka perlu diyakinkan ke depan bahwa kawasan permukiman kota Jayapura, Keerom dan sekitarnya perlu memerhatikan bangunan yang tahan gempa, sehingga dengan bangunan ini kita bisa aman bila terjadi gempa sewaktu-waktu," ujarnya.

​​​​​​
Baca juga: Gempa Jayapura, BNPB: 4 warga meninggal di puing kafe yang roboh
Baca juga: BNPB fokuskan pencarian korban gempa M 5,4 Jayapura di Kafe Cirita

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023