Tersangka ini mengaku berasal dari keturunan Pakubowono V Kesunanan Kraton Surakarta Hadiningrat
Padang (ANTARA) - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumatera Barat mengembangkan kasus penipuan investasi bodong yang dilakukan pria berisnisial DBA dengan nilai mencapai Rp1,1 miliar.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Sumbar Kombes Pol Andry Kurniawan di Padang, Kamis, mengatakan kasus ini masih terus dikembangkan dan hasil koordinasi pihaknya dengan sejumlah pihak terdapat korban lainnya seperti di Jogjakarta, Banten hingga Kalimantan.

"Apabila ada masyarakat di luar sana juga pernah ketipu dengan tersangka, bisa lapor dan koordinasi dengan kami penyidik," kata dia.

Ia menambahkan bisa saja ada tersangka lain dalam kasus ini dan ada rekanan tersangka yang membantu dirinya menjalankan aksinya.

"Jadi memang namanya penipuan, diduga tersangka ada dibantu seseorang. Peran masing-masing orang yang dibantu ini sedang dialami. Tidak menutup kemungkinan ada tersangka lain. Ada istrinya dan beberapa orang lain. Termasuk aliran uangnya," kata dia

Sebelumnya Polda Sumbar menangkap DBA (48) ini terlibat kasus dugaan penipuan investasi pengembangan proyek pembangunan Resort Anai Land Pariwisata di Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.

DBA berhasil menipu korban yang merupakan pemilik resort tersebut dengan uang Rp1,1 miliar dan untuk meyakinkan korban, tersangka mengaku berasal dari keturunan Pakubowono V Kesunanan Kraton Surakarta Hadiningrat.

"Berkas kasus ini sudah diserahkan kepada kejaksaan dan masih menunggu putusan apakah dikembalikan untuk diperbaiki atau masuk tahap dua yakni penyerahan barang bukti dan tersangka," kata Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan.

Ia mengatakan tersangka kepada korbannya juga mengaku telah mendapatkan warisan sebesar Rp5 triliun. Pelaku kemudian memperlihatkan buku rekening yang diduga palsu.

Selain itu tersangka juga memperlihatkan dan mengirimkan foto tumpukan uang kepada korban. Hasil penyelidikan, ternyata foto yang diambil berasal dari jasa pengiriman uang.

"Tersangka kemudian berjanji akan membawa uangnya ke Padang kalau sudah berhasil dicairkan," kata dia.

Ia mengatakan untuk mencairkan harta warisan tersangka membutuhkan biaya verifikasi sehingga meminta kepada korban uang Rp1,1 miliar. Uang ini juga akan digunakan untuk urusan biaya operasional mengangkut uang warisan ke Padang.

"Maka korban sudah mengirimkan uang sebesar Rp1,1 miliar dan tersangka juga membeli kendaraan dan alat lain," terangnya.

Berjalannya waktu korban selanjutnya menanyakan progres investasi resort yang dikerjakan namun tersangka selalu mengulur waktu hingga tidak ada kejelasan.

Padahal sebelumnya, tersangka telah mengirimkan foto tumpukan uang yang mengaku harta warisannya siap dikirim ke Padang dan ternyata hanya akal-akalan. Merasa tertipu korban kemudian melapor ke Polda Sumbar pada 3 Desember 2022.

Berawal dari laporan ini kemudian Ditreskrimum Polda Sumbar melakukan penyelidikan. Konfirmasi juga dilakukan penyidik kepada pihak Kraton Surakarta.

Hasilnya, tersangka ternyata bukanlah keturunan Pakubowono V Kasunanan Kraton Surakarta. Pengakuan ini diketahui merupakan modus tersangka dalam melakukan penipuan.

"Setelah tersangka dipanggil dua kali, ternyata tidak memenuhi panggilan. Tersangka juga sering ganti nomor telepon dan berpindah tempat, dehingga penyidik mengeluarkan surat perintah penangkapan," kata dia.

"Tersangka ditangkap di salah satu hotel di Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur dan barang bukti di antaranya mobil pikap Isuzu Traga dan mobil Lexus, 90 unit box container plastik, dua dus berisikan Alquran, dua dus kain sarung hingga kemeja batik dan daster," kata dia.

Baca juga: Polda tangkap pelaku penipuan investasi bodong bernilai Rp1,1 miliar
Baca juga: Lima kiat menghindari investasi bodong


Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2023