Surabaya (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya menyebut sebanyak 663 kasus HIV terjadi di Kota Pahlawan, Jawa Timur, sepanjang 2022.

Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristina di Surabaya, Sabtu, mengatakan penyebab terjadinya penularan HIV antara lain perilaku seks sesama jenis (homoseksual) sebesar 44,04 persen, perilaku seks berbeda jenis (heteroseksual) sebanyak 53,85 persen.

"Dan perilaku berbagi jarum suntik tidak steril pada pengguna narkoba suntik (penasun) sebanyak 2,11 persen," kata Nanik.

Menurut dia, penemuan kasus HIV terbanyak di wilayah Kecamatan Wonokromo, Sawahan, Tegalsari, Tambakasri, dan Krembangan. Kasus HIV ditemukan paling banyak pada pria sebesar 80,09 persen.

Baca juga: Penderita HIV/AIDS di Surabaya dodiminasi kelompok usia pekerja

Baca juga: Dinkes: Pengobatan HIV diakses gratis di 10 rumah sakit di Surabaya


"Usia paling banyak adalah rentang usia 25-49 tahun," kata dia.

Pihaknya berupaya menekan angka kasus HIV dengan melakukan skrining dini pada kelompok berisiko (wanita pekerja seks, laki suka laki, waria dan pengguna narkoba via jarum suntik) dan kelompok rentan (ibu hamil, masyarakat termasuk pelajar SMP dan SMA).

"Lalu, pemberian pengobatan ARV untuk memutus mata rantai penularan HIV dan pemberian Pre Exposure Profilaksis (PrEP), serta pendidikan kesehatan reproduksi pada calon pengantin," kata Nanik.

Untuk itu, Dinkes Surabaya juga menggelar sosialisasi kepada remaja di Kota Pahlawan sebagai upaya pencegahan sejak dini yakni pemberian edukasi komprehensif atau kampanye mengenai HIV dan AIDS bertajuk "Aku Bangga Aku Tahu tentang HIV" pada pelajar di SMP dan SMA di Kota Surabaya.

"Kemudian edukasi melalui Saka Bhakti Husada dan kelompok pendampingan remaja," ujar dia.*

Baca juga: Delapan PSK di Surabaya terindikasi positif HIV

Baca juga: Jumlah pengidap HIV di Surabaya turun

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022