Makassar (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar mengingatkan masyarakat khususnya penggunaan layanan transportasi darat, laut dan udara mewaspadai dampak bencana hidrometeorologi selama tiga hari ke depan.

Kepala Bagian Tata Usaha BMKG Wilayah IV Makassar Kamal melalui keterangan yang diterima di Makassar, Selasa, mengatakan beberapa dampak dari bencana hidrometeorologi berpotensi terjadi selama tiga hari ke depan.

"Dampaknya itu, potensi terjadinya banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, keterlambatan jadwal
penerbangan/pelayaran dan meluapnya area tambak budidaya," ujarnya.

Kamal mengatakan masyarakat yang akan beraktivitas di luar ruangan hendaknya memperhatikan informasi dari BMKG serta instansi terkait untuk memastikan mitigasi bencana hidrometeorologi dapat dilakukan dengan baik.

Baca juga: Sejumlah rumah makan di Galesong Takalar rusak karena cuaca ekstrem

Baca juga: Potensi laut berkurang, ancam ekonomi nelayan


Selain itu masyarakat dihimbau agar mewaspadai gelombang tinggi di perairan sekitar Sulawesi Selatan.

Gelombang dengan ketinggian moderate sea antara 1,25 hingga 5 meter akan terjadi di perairan Spermonde Pangkep, perairan Spermonde Makassar bagian barat, Spermonde Makassar, perairan Sabalana, Teluk Bone bagian utara, Teluk Bone bagian selatan, Laut Flores bagian barat, Perairan Pulau Bonerate dan Kalaotoa bagian utara, serta perairan Pulau Bonerate Kalaotoa bagian selatan.

Untuk gelombang laut dengan ketinggian 2,5-4.0 meter atau kategori rough sea terjadi di Selat Makassar bagian selatan, perairan Parepare, perairan Spermonde Pangkep bagian barat, perairan barat Kepulauan Selayar, perairan timur Kepulauan Selayar, Laut Flores bagian utara, dan Laut Flores bagian timur.

Kamal menjelaskan hasil monitoring perkembangan kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan indikasi adanya potensi peningkatan curah hujan di wilayah Sulawesi Selatan.

"Hasil analisis dinamika atmosfer, terpantau adanya pola pertemuan massa udara dan belokan angin di wilayah Sulawesi Selatan sehingga dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan," katanya.

Ia menyebutkan, hasil analisis perkembangan musim hujan hingga Dasarian I Januari 2022, menunjukkan bahwa 75 persen zona musim di Sulawesi Selatan sudah memasuki musim hujan.*

Baca juga: Tim gabungan evakuasi warga terdampak banjir16 titik di Makassar

Baca juga: PLTU Jeneponto Sulsel terganggu akibat cuaca ekstrem

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022