Bogor (ANTARA News) - Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Minang se-Bogor Raya, Sabtu, menggelar kegiatan bertajuk "Pergelaran Seni Tradisi dan Prestasi" (Presentasi) Sumatera Barat 2011 dipusatkan di GedungGraha Widya Wisuda Institut Pertanian Bogor (GWW-IPB).

Kegiatan yang dibuka pembina IPMM se-Bogor Raya Aziz Darwis itu, diselenggarakan pelajar dan mahasiswa Minang, yang digerakkan oleh mahasiswa IPB asal Sumbar.

Salah satu pembina IPMM se-Bogor Raya J Indra Chaniago, peneliti di Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB menjelaskan, kegiatan Presentasi itu, mempersembahkan berbagai kegiatan, baik yang
sifatnya akademik seperti seminar, juga menampilkan berbagai penampilan seni dan budaya dari Sumbar.

Di antara penampilan seni-budaya, adalah pengenalan "Sanggar Sarumpun", perkenalan calon "uda" dan "uni", peragaan busana peserta calon "uda" dan "uni", pameran kuliner, pemutaran "movie maker" tentang pariwisata dan budaya, penampilan randai, tari, karawitan, dan acara puncaknya pada malam hari adalah panggung budaya.

Sementara itu, dalam sesi seminar, ditampilkan dua narasumber yakni cendekiawan Sumbar yang juga dosen Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan IPB Ricky Avenzora yang berbicara seputar potensi wisata, dan Dr Errizal Jamak, dari Badan Litbang Pertanian, yang membahas komoditas unggulan pertanian daerah berjuluk "Ranah Minang" itu.

Dalam paparannya, Ricky Avenzora menyatakan bahwa belum optimalnya potensi pariwisata di Sumbar, bukan disebabkan oleh kurangnya kegiatan kepariwisataan berskala internasional, namun lebih pada visi dan misi dari pemerintah daerah yang belum jelas, dan juga belum adilnya dukungan dari pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Budaya dan Pariwisata terhadap semua daerah.

"Jika dibandingkan Bali, potensi wisata di Sumbar sebenarnya juga tidak kalah. Ada sekurangnya 400 `nagari`, yang berarti ada 400 budaya yang berbeda, dan itu adalah keragaman yang kaya," katanya.

Sementara itu, Errizal Jamak menyatakan bahwa Sumbar memiliki komoditas pertanian unggulan yakni tanaman gambir, di mana 90 persen produksi di Indonesia dipasok dari provinsi itu.

"Komoditas gambir ini perlu dipikirkan bersama bagaimana meningkatkan nilai tambahnya, sehingga akan memberikan kesejahteraan yang baik buat petani," katanya.

Dalam acara sesi tanya-jawab, selain bertanya tentang topik pariwasata dan pertanian, mahasiswa yang hadir juga mengusung bagaimana memperjuangkan terwujudnya asrama mahasiswa bagi pelajar dan mahasiswa Sumbar di Bogor, kepada Pemprov yang kini dipimpin Gubenur Irwan Prayitno.

Atas aspirasi itu, Errizal mengatakan bahwa hasil-hasil seminar tersebut, akan menjadi masukan dari IPMM dan lembaga Gebu Minang se-Bogor Raya untuk dibawa langsung kepada Pemprov Sumbar, sekaligus
"menagih" kepada pimpinan daerah untuk terealisasinya asrama mahasiswa dimaksud.(*)
(T.A035/R010)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011