Sorong (ANTARA) - PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial and Trading Regional Papua Maluku meminta masyarakat Kota Sorong dan sekitarnya agar jangan mempercayai informasi terkait terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang meluas melalui media sosial.

Pasalnya, informasi tersebut membuat panik masyarakat dan berdampak terhadap munculnya kekhawatiran massal yang berujung pada antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Sorong dan sekitarnya.

Area Manager Communication Relations and CSR Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial and Trading Regional Papua Maluku, Edi Mangun di Sorong, Minggu (7/11), mengatakan bahwa kekhawatiran masyarakat pelanggan Pertamina ini dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dengan menjual BBM jenis Pertalite dengan harga yang jauh di atas harga kewajaran yang ada di SPBU.

Dia mengatakan, hal ini terbukti dengan penangkapan yang dilakukan oleh Pihak Polresta Sorong terhadap oknum yang membeli BBM di SPBU dan kemudian menjual BBM dengan harga yang sangat tinggi.

Baca juga: Anggota DPR minta Pemerintah tingkatkan pengawasan distribusi BBM
 
Edi menegaskan bahwa stok BBM di Fuel Terminal Sorong masih tersedia, bahkan dipastikan dapat bertahan antara 4 hingga 5 hari kedepan. Selain itu sesuai jadwal direncanakan pada tanggal 8 November 2021 kapal pengangkut BBM akan bongkar muatan.

Selain itu juga pada 9 November 2021 akan datang, kapal tanker pengangkut BBM dari Fuel Terminal Integrated Wayame akan melakukan bongkar muatan di Sorong, sehingga dengan demikian pasokan BBM dinyatakan aman.

"Menyikapi informasi yang beredar tentang kelangkaan BBM, dengan ini kami nyatakan itu merupakan berita bohong dan masyarakat telah termakan berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sehingga berbondong-bondong mengantre BBM. Perlu kami tegaskan bahwa stok BBM di fuel Terminal Pertamina Sorong itu masih aman bahkan hingga 4 atau 5 hari ke depan," katanya.

Lebih lanjut kata Edi Mangun, untuk mengatasi antrean yang terjadi di SPBU, pihak Pertamina juga telah mendistribusikan BBM ke SPBU secara bertahap guna mengurai antrean panjang, serta menindaklanjuti gerombolan penimbun BBM yang telah berhasil diungkap pihak kepolisian,

Dikatakan, situasi yang dikhawatirkan tidak benar-benar terjadi, sejak Jumat (5/11) malam kami telah melakukan normalisasi ke semua SPBU, sesuai dengan jatah harian SPBU masing-masing. Kemudian Sabtu (6/11) Fuel Terminal Sorong telah menambah pengiriman pasokan hingga lebih dari 200 persen dari pasokan harian yang normal, untuk menyelesaikan antrean panjang di SPBU.

Baca juga: Pertamina siap tambah pasokan BBM antisipasi kelangkaan di Belitung

Kejadian ini jika terus bertahan akan membahayakan kita semua, sebab jika isu ini tetap terus dihembuskan dan kita mempercayai maka imbasnya kepada masyarakat sendiri, perlu diketahui pihak kepolisian juga telah memeriksa oknum yang memanfaatkan kejadian ini dengan melakukan penimbunan.

"Sebab ketika warga yang biasa mengantre dengan hanya 1 sampai 2 liter untuk motor atau 5 sampai 10 liter untuk mobil akan terhambat" ujarnya.

Edi Juga menambahkan bahwa Pertamina sampai hari ini tidak ada isu untuk menaikkan harga Produk Pertalite ,seperti apa yang saat ini disebarkan oleh Oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Selain itu Edi juga mengajak warga kota dan kabupaten Sorong agar melawan informasi bohong yang disebarkan oleh oknum penimbun BBM yang tidak bertanggungjawab,

Ia menjelaskan juga bahwa Fuel Terminal Sorong telah mendistribusikan BBM ke daerah Sorong Selatan sebanyak 25 KL dan Kabupaten Sorong sebanyak 40 KL guna menanggulangi isu kelangkaan BBM ke daerah di luar Sorong yang juga terimbas dari wilayah Kota Sorong.

Baca juga: Pertamina pastikan pasokan BBM ke perbatasan sesuai arahan pemerintah

Pewarta: Ernes Broning Kakisina
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021