Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan program studi di Politeknik Multimedia Nusantara (PMN) sangat dibutuhkan untuk menguatkan ekosistem industri kreatif di Tanah Air.

“Tiga program studi yang ditawarkan PMN yakni animasi, event management, dan e-commerce logistics, merupakan bidang-bidang yang sangat dibutuhkan untuk menguatkan ekosistem kreatif di Indonesia,” ujar Nadiem dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

Dia menambahkan lulusan sarjana terapan di ketiga bidang tersebut akan mendorong penciptaan dan hilirisasi terobosan anak bangsa di sektor industri kreatif.

“Saya yakin dengan besarnya peran vokasi menyumbangkan SDM terbaik bagi negeri, akan mengharumkan nama Indonesia di panggung dunia. Oleh karena itu, saya berharap seluruh civitas academika PMN nantinya akan turut dalam upaya mewujudkan vokasi kuat, menguatkan Indonesia,” terang dia.

Baca juga: Nadiem: Vaksinasi mengejar PTM bukan PTM yang mengejar vaksinasi

Mendikbudristek juga menekankan kembali pentingnya kolaborasi antara akademi vokasi dan industri, dunia usaha dan dunia kerja (IDUKA). Dari sebanyak 13 episode Merdeka Belajar yang telah diluncurkan, dua di antaranya merupakan program penguatan vokasi, yakni SMK Pusat Keunggulan, dan Kampus Merdeka Vokasi.

“Ini bukti keseriusan kami dalam mendorong tercapainya visi nasional perwujudan SDM Unggul. Melalui SMK Pusat Keunggulan dan Kampus Merdeka Vokasi, kami menghadirkan skema baru dalam kolaborasi satuan pendidikan dengan mitra usaha dan industri, yakni link and match 8+I,” terang dia.

Dengan skema itu, Menteri Nadiem berharap, SMK dan perguruan vokasi akan mendapat pendampingan yang sangat intensif dan holistik dari IDUKA, mulai dari pengembangan kurikulum sampai perekrutan lulusan.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) Kemendikbudristek terus mendorong peningkatan program studi diploma III (D-3) menjadi sarjana terapan (D-4). Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Wikan Sakarinto mengatakan, langkah tersebut merupakan upaya pembaruan pada pendidikan tinggi vokasi di Indonesia agar semakin banyak ketautsuaian yang terjadi antara lulusan vokasi dengan IDUKA.

““Kebijakan ini tidak bersifat mewajibkan, melainkan opsional. Akan tetapi, peningkatan ini sangat didorong dan direkomendasikan untuk prodi D-3 yang berminat melaksanakan proses peningkatan program studi ini,” kata WIkan.

Dirjen Wikan menjelaskan, dibanding dengan D-3, program studi D-4 akan lebih banyak memberi keuntungan secara berkeadilan, baik bagi instansi perguruan tinggi, pengelola program studi, dunia kerja maupun lulusan itu sendiri.***3***

Baca juga: Nadiem dorong proyek unggulan Unja diimplementasikan dalam MBKM
Baca juga: Jambi nyatakan kesiapan laksanakan PTM kepada Mendikbudristek


Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021