Dengan akses informasi yang tidak sebaik di kota, masyarakat desa perlu lebih diberi sosialisasi tentang bahaya COVID-19, berikut pencegahan dan penanggulangan
Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti lonjakan angka kasus dan kematian akibat COVID-19 di pedesaan sehingga pemerintah memerlukan cara-cara khusus untuk penanggulangan.

"Dengan akses informasi yang tidak sebaik di kota, masyarakat desa perlu lebih diberi sosialisasi tentang bahaya COVID-19, berikut pencegahan dan penanggulangan," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Dia menyayangkan masih banyak laporan tentang protokol kesehatan (prokes) yang belum optimal dilaksanakan di desa, termasuk protokol pemakaman warga yang meninggal dunia akibat COVID-19.

Menurut dia, pasokan informasi tentang bahaya dan cara penanggulangan COVID-19 harus merata antara masyarakat desa dan kota, karena virus tersebut menginfeksi tanpa memandang wilayah.

Puan mengatakan, pemerintah perlu menggandeng tokoh-tokoh masyarakat desa untuk menyosialisasikan bahaya dan cara penanggulangan COVID-19.

Baca juga: Ketua DPR: Anak kehilangan orang tua akibat COVID-19 perlu didata

Baca juga: Puan: Perpanjangan PPKM kesempatan ukur efektivitas penanganan pandemi


"Selain pendekatan kesehatan, pendekatan agama dan budaya juga perlu dilakukan tokoh masyarakat desa jika dianggap efektif. Tokoh-tokoh desa yang berpengaruh perlu digandeng untuk mempengaruhi warga desa dengan berbagai pendekatan yang positif untuk pencegahan dan penanggulangan pandemi," ujarnya.

Puan mengatakan, solidaritas warga yang tinggi di pedesaan sebenarnya menjadi modal yang penting untuk melawan COVID-19, namun harus dibarengi informasi dan pemahaman yang baik tentang penyakit yang mewabah ini.

Menurut dia, kalau solidaritas dan pemahaman warga berjalan dengan baik, maka masyarakat baik di kota maupun di desa akan lebih efektif melawan COVID-19.

Selain itu Puan juga mengingatkan pemerintah agar layanan kesehatan dan vaksinasi juga menjangkau masyarakat yang berada di desa-desa, termasuk di wilayah tertinggal di luar Jawa.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021