di Surabaya sudah ada sekitar 1.000 tracer
Surabaya (ANTARA) - Staf Ahli Menteri Kesehatan (Menkes) RI Andani Eka Putra meminta kapasitas tracing atau pelacakan kontak erat kasus COVID-19 di Kota Surabaya, Jawa Timur, lebih ditingkatkan lagi.

"Peningkatan tracing itu akan ada efeknya, yaitu jumlah yang akan dites akan semakin banyak. Nah, ketika dites banyak, tentu laboratorium dan tempat isolasinya juga harus siap, sehingga target tracing itu bisa jadi optimal," kata Andani saat bertemu dengan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Balai Kota Surabaya, Jumat.

Ia menilai tracing di Surabaya sudah bagus, apalagi Pemkot Surabaya sudah melibatkan stafnya untuk melakukan tracing. Bahkan, sudah disiapkan tracer atau relawan pelacak sekitar 1.000 orang, sehingga ini bisa menjangkau lebih banyak.

Selain itu, Andani juga mengapresiasi tempat isolasi yang disiapkan oleh Pemkot Surabaya, mulai dari isolasi yang terpusat, ada di rumah sakit dan juga di setiap kelurahan. Artinya, sudah tidak banyak warga yang isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.

"Isolasi di rumah kalau bisa dihindari karena kontrolnya susah, baik risiko kalau dia menjadi berat. Lalu risiko kalau dia pergi kemana-mana, sehingga bisa menularkan," ujarnya.

Selain itu, ia juga mengapresiasi kapasitas testing yang dilakukan oleh Surabaya karena testing-nya begitu masif, sehingga bisa diketahui mana yang terpapar COVID-19 atau tidak. "Tinggal bagaimana kita meningkatkan pelaporannya lagi soal testing ini," katanya.

Baca juga: Vaksinasi lantatur percepat kekebalan kelompok di Surabaya
Baca juga: RS Darurat GOR Indoor GBT Surabaya mulai beroperasi Jumat besok


Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan, ketika kasus COVID-19 di Surabaya naik dan rumah sakit mulai penuh, ia bersama jajarannya mencari alternatif sehingga dibuatlah Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) di Kedung Cowek.

"Setelah itu, kami siapkan juga tempat isolasi di setiap kelurahan, dan mulai hari ini kami sudah mengoperasionalkan Rumah Sakit Lapangan di Gor Indoor GBT. Jadi, sekarang di wilayah Surabaya utara dan barat sudah ada tempat isolasi yang lumayan besar," katanya.

Selain itu, ia juga menjelaskan tentang vaksinasi yang terus digeber hingga saat ini. Vaksinasi massal sudah beberapa kali digelar di Surabaya, hingga akhirnya Surabaya sempat kehabisan vaksin. "Kami juga sudah mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk vaksinasi ini, semoga segera dikirim lebih banyak lagi," ujarnya.

Ia juga menjelaskan tentang kecepatan tracing yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya. Bahkan, ia juga memastikan bahwa seluruh staf di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya diminta untuk menjadi tracer.

"Jadi, saat ini di Surabaya sudah ada sekitar 1.000 tracer, jadi tracing-nya kita masif," ujarnya.

Baca juga: Delapan fakultas kedokteran bantu rekrutmen relawan nakes di Surabaya
Baca juga: Vaksinasi pelajar SMP digelar serentak di 28 sekolah Surabaya
Baca juga: Menengok perjuangan nakes di Surabaya selama PPKM Darurat

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021