Jakarta (ANTARA) - Pada peringatan Hari Ulang Tahun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ke-74 yang jatuh pada Rabu ini, BMKG semakin meningkatkan layanan informasi sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami.

Selain menerapkan Internet of Things (IOT) dan Artificial Intelligent (AI), BMKG juga sedang bersiap meningkatkan kemampuan super komputer yang ada dengan teknologi High Performance Computing (HPC) terkini, guna memperkuat sistem peringatan dini.

“Rencananya, super komputer ini akan dibekali HPC terkini dengan skala lebih dari 2 PetaFlops atau sekitar dua ribu giga per detik. Dengan bekal tersebut maka arus data dapat bergerak dengan sangat cepat, dengan perhitungan dan pemodelan yang dilakukan sehingga informasi yang sampai ke masyarakat jauh lebih cepat,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Dwikorita mengatakan dengan menerapkan Internet of Things (IOT) dan Artificial Intelligent (AI), BMKG mampu menganalisa dan memverifikasi data gempa bumi dan potensi tsunami dalam waktu kurang dari lima menit dan didesiminasi dan diamplifikasi melalui kanal-kanal komunikasi yang tersedia dalam hitungan detik.

Baca juga: HMKG ke-74, BMKG perluas penyampaian informasi untuk multisektor

Baca juga: Mensos: Jangan sepelekan peringatan bencana dari BMKG


BMKG sendiri dipercaya sebagai Tsunami Service Provider untuk memberikan informasi peringatan dini tsunami untuk 28 negara di Kawasan Samudera Hindia.

Sejak tahun 2017 hingga saat ini, Kepala BMKG dipercaya sebagai CHAIR Intergovernment Coordination Group untuk Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System, dengan amanah memimpin koordinasi dalam Pengoperasian Peringatan Dini Tsunami bagi 28 negara sepanjang Pantai Samudra Hindia.

Kemudian implementasi teknologi HPC terkini tersebut dapat meningkatkan kemampuan sistem Peringatan Dini Multi Bencana yang melibatkan Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS), Meteorology Early Warning System (MEWS), dan Climate Early Warning System (CEWS).

Untuk memperkuat literasi masyarakat mengenai gempa bumi dan tsunami, BMKG juga rutin menggelar Sekolah Lapang Gempa bumi (SLG) sejak tahun 2015. SLG yang diselenggarakan di seluruh Indonesia (Provinsi dan Kabupaten) ini sangat bermanfaat untuk memberi edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat dan pemangku kepentingan di daerah dalam mengelola risiko dan bencana.

Dalam lingkup internasional, sebagai anggota dari World Meteorological Organization (WMO), BMKG telah banyak mendapat kepercayaan dari WMO untuk memberikan bantuan dan dukungan penguatan kapasitas untuk lembaga meteorologi negara-negara lain, khususnya di Asia Pasifik. Diantaranya, BMKG menyelenggarakan ToT untuk Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (Impact Based Forecasting) untuk negara Philiphina dan Timor Leste.

Disamping itu Pusdiklat BMKG juga ditunjuk oleh WMO menjadi Regional Training Center (RTC). Bahkan Dwikorita juga ditunjuk sebagai Anggota Badan Eksekutif Global Ocean Observation System (GOOS) untuk mewakili WMO.

Dwikorita optimistis dengan berbagai lompatan teknologi, yang diiringi dengan peningkatan kapasitas SDM dan penguatan kerjasama yang terus menerus dilakukan, BMKG dapat menjadi institusi kelas dunia yang tangguh dan terus tumbuh. Menurutnya, bencana tidak bisa dihentikan, namun korban dan kerugian bisa diminimalisasi dengan mitigasi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.

BMKG telah membangun pondasi yang kokoh sebagai satu-satunya organisasi pemerintah yang menyelenggarakan urusan bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Adapun tema yang diangkat dalam peringatan ini yakni ‘Info BMKG Kawal Indonesia Tangguh dan Indonesia Tumbuh’.*

Baca juga: BMKG: Gangguan cuaca akibatkan banjir di Jeruklegi Cilacap

Baca juga: Sebagian wilayah Indonesia diprakirakan berawan pada Rabu siang

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021