... ini perlu menjadi perhatian bagi semua negara pantai di kawasan, dan diperlukan kerja sama yang komprehensif antarnegara...
Batam (ANTARA) - Sebanyak 36 negara mengikuti The 10th Maritime Security Desktop Exercise (MSDE) yang digelar Badan Keamanan Laut, Australian Border Force, dan Maritime Border Command (MBC).

Kepala Humas dan Protokol Bakamla, Kolonel Bakamla Wisnu Pramandita, dalam keterangannya, Sabtu, menyatakan, kegiatan selama empat hari itu untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan aparat keamanan maritim regional dalam memerangi berbagai insiden keamanan maritim sesuai dengan hukum internasional yang berlaku.

Kepala Bakamla, Laksamana Madya TNI Aan Kurnia, dalam sambutan yang dibacakan Deputi Kebijakan dan Strategi Bakamla, Laksamana Muda Bakamla Tatit E Witjaksono, menyebutkan, terdapat beberapa ancaman keamanan dan keselamatan laut bagi negara-negara di kawasan.

Baca juga: Sestama Bakamla buka SOM Bakamla dan ABF

Seiring dengan peningkatan volume perdagangan dan ketergantungan negara-negara terhadap sumber daya laut, maka meningkat pula permasalahan di perairan regional, kata dia, dalam keterangan yang diterima di Batam, Sabtu.

"Hal ini perlu menjadi perhatian bagi semua negara pantai di kawasan, dan diperlukan kerja sama yang komprehensif antarnegara," ujarnya pula.

Kegiatan yang dilakukan secara luring dan daring itu diikuti 36 negara perwakilan anggota HACGAM (Pertemuan Kepala Badan Penjaga Pantai Asia) dan IORA (Asosiasi Lingkar Samudra Hindia), yaitu Indonesia, Australia, Bahrain, Bangladesh, Brunei Darussalam, Kamboja, China, Komoro, India, Iran, Jepang, Kenya, Laos, Madagaskar, dan Malaysia.

Baca juga: Nakhoda kapal Iran dijatuhi hukuman penjara 1 tahun

Kemudian Maladewa, Mauritius, Mozambik, Oman, Pakistan, Papua Nugini, Filipina, Seychelles, Singapura, Somalia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Sri Lanka, Tanzania, Thailand, Timor Leste, Turki, Uni Emirat Arab, Vietnam, dan Yaman.

Komandan MBC, RADM Mark Hill, dari Canberra, Australia, mengatakan kegiatan itu mengumpulkan seluruh aparat operasional negara anggota HACGAM dan IORA dari berbagai level.

"Para peserta tidak hanya berkesempatan berdiskusi dan berpartisipasi dalam skenario-skenario keamanan maritim secara teori maupun praktik, tetapi juga dapat membangun hubungan profesional dengan sejumlah rekan yang sepemikiran, baik dari wilayah sekitar maupun dari wilayah lainnya," kata dia.

Baca juga: Bakamla RI siap mengevakuasi ABK MT Ocean Star di perairan Timor Leste

Pembahasan MSDE juga disesuaikan dengan keadaan pandemi saat ini. Tidak hanya fokus pada faktor keamanan dan keselamatan laut dalam segi hukum atau peraturan yang berlaku, tindak operasi juga akan disesuaikan dengan tindakan preventif terhadap Covid-19.

Bakamla bersama pemerintah Australia dalam hal ini MBC dan ABF mengambil inisiatif meningkatkan pemahaman regional terhadap penerapan hukum maritim internasional, melalui MSDE sejak 2009.

Baca juga: Strategi pemanduan terpadu dinilai jadi solusi keamanan Selat Malaka

Setelah sembilan kali dilaksanakan, terdapat peningkatan pemahaman tentang hukum laut internasional secara regional dan aktivitas penegakan hukum dilaut yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Hal ini juga dibuktikan dengan dijalinnya kerja sama yang kuat antarpenegak hukum di laut di kawasan.

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021