Nairobi (ANTARA) - Tanzania berencana untuk bergabung dengan fasilitas berbagi vaksin global, COVAX, langkah yang menandakan perubahan taktik negara itu untuk menangani pandemi setelah kematian presidennya, John Magufuli, pada Maret.

"Kami telah menerima informasi bahwa Tanzania sekarang secara resmi bekerja untuk bergabung dengan fasilitas COVAX," kata Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Afrika Matshidiso Moeti pada konferensi pers, Kamis.

Mantan presiden John Magufuli meremehkan pandemi dan menyatakan skeptis terhadap vaksin. Tetapi penggantinya, Samia Suluhu Hassan, berusaha untuk secara bertahap membawa Tanzania melaksanakan standar publik global dalam mengatasi COVID-19.

Negara berpenduduk lebih dari 58 juta orang ini adalah satu dari hanya empat negara Afrika yang belum memulai gerakan vaksinasi, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika.

Pihak berwenang Tanzania belum dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Dalam indikasi lain dari pendekatan baru negara itu, menteri keuangan Tanzania mengatakan pekan lalu bahwa pemerintah telah meminta Dana Moneter Internasional untuk memberi pinjaman 571 juta dolar AS (sekitar Rp8,3 triliun) guna membantu Tanzania mengatasi tantangan yang disebabkan oleh pandemi.

Tanzania berhenti melaporkan kasus dan kematian COVID-19 pada Mei 2020, dan meskipun ada perubahan kebijakan lain oleh presiden baru, negara itu belum melanjutkan pelaporan data.


Sumber: Reuters

Baca juga: Presiden Tanzania John Magufuli meninggal setelah menghilang 2 minggu

Baca juga: WHO belum dapat informasi tentang penanganan COVID-19 di Tanzania

Baca juga: Tanzania: Kedutaan, lembaga internasional dapat impor vaksin COVID-19


 

Pemerintah Indonesia upayakan pengadaan vaksin multilateral COVAX pada 2021

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021