Holding BUMN ultramikro dapat membina pelaku UMKM untuk menerapkan pola-pola usaha yang lebih modern.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyebutkan pembiayaan kredit perbankan UMKM di Indonesia baru mencapai 19,97 persen dari total 99 persen UMKM yang ada di Indonesia.

"Struktur ekonomi di Indonesia itu 99 persen lebih berasal dari usaha mikro, kecil, dan menengah. Namun, kenyataannya pembiayaan kredit perbankan UMKM baru mencapai 19,97 persen," kata Teten Masduki melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi VI DPR Gde Sumarjaya Linggih berharap pembentukan holding BUMN ultramikro mampu mendorong pengembangan UMKM dalam akses permodalan, pembayaran dan penguatan digitalisasi yang masih rendah.

"Tanpa penetrasi yang kuat akan sulit bagi UMKM untuk meningkatkan kapasitas usaha dan daya saing," ujar dia.

Ia berharap holding BUMN ultramikro dapat membina pelaku UMKM untuk menerapkan pola-pola usaha yang lebih modern dengan sasaran UMKM di Tanah Air bisa lebih meningkat.

"Model ini diharapkan jadi pengungkit bagi sektor mikro dan UMKM untuk terus tumbuh dan menjadi pendorong pemulihan ekonomi nasional," ujarnya.

Oleh karena itu, melalui penggabungan tersebut diharapkan juga terjadi efisiensi dan efektivitas peningkatan kapasitas UMKM serta kemudahan akses pembiayaan bagi kelompok usaha kecil.

Penggabungan holding BUMN ultra mikro bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan sinergi BUMN tanpa menghilangkan keunikan produk dan fokus bisnis yang berbeda satu sama lain, memperluas pasar, dan meningkatkan keuntungan.

Baca juga: Teten ungkap tiga strategi tingkatkan ekspor UMKM

Baca juga: Menkop ungkap tantangan pacu UMKM masuk ekosistem digital

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021