Bogor (ANTARA News) - Sekitar 100 orang supir truk dan buruh angkut pasir di Daerah Cikoleang, Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Senin melakukan demo menolak pemasangan portal oleh Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kabupaten Bogor.

Para supir truk dan kuli penganggkut pasir galian di kawasan Rumpin ini juga mengamuk dengan membongkar dua portal yang baru dipasang dua hari oleh petugas DLLAJ di Jalan Raya Rumpin Kampung Cikoleang dan jalan yang menghubungkan Rumpin-Gunung Sindur di Kampung Leuwiranji, Desak Sukamulya, Kecamatan Rumpin.

Portal-portal tersebut dibongkar dengan cara menabrakan bak truk kearah portal sampai roboh. Tidak puas sampai disitu, para supir juga merusak sepeda motor milik petugas DLLAJ yang berada di lokasi kejadian.

Keterangan dari beberapa warga, para supir mengamuk karena tidak senang adanya pemasangan portal di kawasan tersebut. Pemasangan portal oleh DLLAJ dilakukan karena truk yang mengangkut pasir rata-rata bermuatan di atas 40 ton.

Kelebihan muatan ini mengakibatkan kerusakan jalan yang cukup parah sejak satu tahun terakhir.

Menurut salah seorang anggota DLLAJ pemasangan portal tersebut untuk mengurangi kerusakan jalan yang lebih parah di kawasan tersebut.

"Kapasitas jalan yang tersedia harusnya dilakukan kendaraan bermuatan maksimal 8 ton, tapi yang terjadi saat ini truk kebanyakan melintas jenis tronton bermuatan 40 ton lebih. Ini yang menyebabkan kerusakan jalan, untuk mengurangi kerusakan jalan makanya kita pasang portal," ujar seorang petugas DLLAJR.

Sementara itu para supir menilai tindakan tersebut menghambat pekerjaannya mencari nafkah apalagi menjelang bulan Puasa. Akibat pemasangan portal, jarak tempuh lokasi pengambilan pasir menjadi jauh.

Aksi demostrasi dimulai sejak pukul 08:00 WIB, para supir sudah berkumpul di lokasi. Tanpa komando, tiba-tiba serentak sebuah truk berjalan mundur dan menabrak portal hingga rubuh.

Abdul 45, salah satu sopir truk mengatakan, pemasangan portal sangat merugikan karena selama ini dua ruas jalan itu merupakan akses ke lokasi penambangan pasir.

"Portal tersebut, secara tidak langsung, telah menutup penghasilan kami untuk mendapatkan rezeki demi menghidupi anak istri," kata Abdul.

Soleh, sopir lainnya mengaku, selama melintas lokasi selalu dipungut bayaran.

Puluhan petugas Polsek Rumpin dan Polres Bogor yang datang ke lokasi kejadian langsung mengamankan situasi.

Wakapolres Bogor Kompol Dwi Asmoro mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki kasus tersebut.

Polisi berjanji, akan mengusut kasus pengrusakan itu dan mencari dalang aksi tersebut karena barang yang dirusak, merupakan aset Pemkab Bogor.

"Kita akan berkoordinasi dengan pihak DLLAJ untuk pengusutan lebih lanjut," kata Dwi.
(LR/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010