Jakarta (ANTARA) - Lebaran tinggal sebentar lagi, namun karena masih dalam situasi pandemi, silaturahmi pun terpaksa dibatasi. Untuk tetap terhubung dengan orang-orang terdekat, mengirim hantaran, parcel atau hampers kini menjadi pilihan yang menarik.

Hampers saat ini tidak seperti dulu yang hanya berisi makanan kering, gelas keramik dan sarung. Kini isi hampers beraneka ragam, mulai dari tanaman, perhiasan, lilin aroma terapi, makanan siap santap hingga berbagai jenis hobi lain.

Pengemasan hampers ini pun mulai bervariasi dengan bentuk yang menarik dan rata-rata serba guna atau didapat difungsikan kembali. Bisnis hampers pun menjadi bisnis yang menjanjikan khususnya saat pandemi COVID-19.

Baca juga: Pengiriman paket lebaran PT Pos meningkat 40 persen

Dina Fitri Anisa mendirikan Atnic Project atau usaha pengemasan hampers pada awal Ramadhan tahun ini. Ia memperhatikan bahwa peluang pasar hampers sangat besar sejak tahun lalu.

"Alasan lainnya karena pas nanti Idul Fitri kan kita enggak ketemu saudara atau sahabat, jadi hampers tuh kayak tali penyambung silaturahmi," kata Dina kepada ANTARA, Jumat.
 
Paket hampers dari Atnic Project (ANTARA/Instagram @atnic.project)



Bisnis yang dijalankan oleh Dina belum terlalu besar, malah tujuan awalnya ia membuka usaha pengemasan hampers karena ingin membantu usaha temannya yang menjual makan secara daring namun kemasannya kurang menarik.

"Usaha ini aku mikirnya bisa bantu teman-teman yang jualan makanan biar laku di pasaran luas. Jadi selain mereka jualan makanan online, aku juga bantu penjualan makanan mereka lewat hampers," ujar Dina.

Dina menjual paket hampers-nya dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp79 ribu - Rp209 ribu. Isi hamper pun beraneka ragam seperti kue kering, frozen food, rendang daging, cumi lada hitam, ayam lado hitam, mie ayam frozen, cookie dough, bakpao dan lainnya.

"Sekarang lagi fokus ke makanan, kemarin ada juga yang request barang gitu tapi kita belum ready," kata Dina.

Tak jauh berbeda dengan Atnic Project, Box Bahagia milik Dimursi Maryati juga hadir di tengah pandemi pada Mei tahun lalu. Namun toko ini awalnya memang menjual produk-produk souvenir dan merchandise.

Baca juga: Hari ini, paket Lebaran MRT hingga Jakarta Fair

Lantaran penjualan turun drastis, Dimursi pun melihat peluang baru apalagi saat adanya larangan mudik dan saling berkunjung di hari Lebaran. Ia langsung berpikir untuk membuat hampers.

"Project pertama tembus hingga 400 paket padahal persiapannya kurang dari seminggu. Ini omset yang cukup fantastis bagi kami yang baru memulai bisnis hampers kala itu dari sana kami melihat bahwa bisnis ini cukup punya peluang di masa depan," kata Dimursi.

Berbeda dengan penyedia hampers lain, Box Bahagia hanya menawarkan kebutuhan untuk masyarakat muslim saja seperti sajadah, buku dzikir yang dipadukan dengan kue kering, tumbler atau peralatan makan lainnya.

"Mungkin ini value yang berbeda yang kami tawarkan kepada masyarakat. Dengan adanya Box Bahagia, kita bisa mengganti sarana silahturahmi yang dianjurkan dalam Islam, karena pandemi tetap bisa dilakukan dengan berkirim hadiah. Jadi walau raga tak berjumpa tapi tetap saling menunjukkan kasih sayangnya," kata Dimursi.

Dimursi mengatakan tahun lalu omset Box Bahagia mencapai Rp130 juta, padahal saat itu tokonya terbilang masih sangat baru.

Harga yang ditawarkan pada paket hampers Box Bahagia cukup bervariasi mulai dari Rp95 ribu - Rp1,250 juta.

Baca juga: Berbagai paket promo Lebaran dari operator seluler
 
Paket hampers dari Box Bahagia (ANTARA/Instagram @boxbahagia)



Strategi dagang

Karena bisnis hampers sedang naik daun, tentu Atnic Project dan Box Bahagia memiliki banyak pesaing di bidang yang sama.

Dina mengatakan saat ini Atnic Project berusaha untuk konsisten berpromosi melalui media sosial, menyebarkan lewat grup WhatsApp hingga promosi dari mulut ke mulut.

"Biasanya mereka yang di grup suka ikut bantu promosiin. Kemarin sempat ada yang mesen jauh-jauh juga kayak dari Bogor sampai Kalimantan," kata Dina.

Sementara itu, Box Bahagia memiliki strategi untuk mengeluarkan tema dan desain yang berbeda di tiap musim. Berbeda dari kebanyakan produk hampers yang terlihat elegant, Box Bahagia seperti namanya tampil dengan desain yang ceria dan dengan warna warna yang cerah.

"Selain itu kami fokus pada produk-produk yang memiliki nilai pakai tinggi dan bisa digunakan ulang. Begitu pula dengan packaging-nya. Oleh karena itu penggunaan tas bambu, tas kanvas, bahkan kotak kayu menjadi pilihan karena bisa digunakan ulang," ujar Dimursi.

Baca juga: Inspirasi bingkisan Lebaran kreatif untuk masa pandemi

Baca juga: Perajin parsel Cikini mengaku masih sepi order

Baca juga: Lion Parcel perkuat sistem pengiriman Lazada

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021