Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia Arief Prasetyo Adi mengungkapkan Menteri BUMN Erick Thohir akan membuka peluang opsi jika harus mengambil alih tambang garam di luar negeri.

"Bapak Menteri BUMN membuka peluang apabila harus mengambil alih atau take over tambang garam di luar negeri. Untuk transfer teknologi juga dalam rangka menyiapkan garam yang berkualitas bagi industri yang membutuhkan garam," ujar Arief dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis.

Menurut Arief, hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan garam industri bukan untuk garam konsumsi.

"Kalau garam konsumsi kami rasa sudah mencukupi, di mana rekan-rekan dari PT Garam produksinya sudah cukup baik. Hanya mengenai harga yang harus kita lebih efisienkan kembali, karena harganya sangat jauh dengan harga garam dari luar negeri," katanya.

Baca juga: KPPU minta pemerintah wajibkan importir serahkan data impor garam

Di samping itu Arief juga menambahkan bahwa mekanisasi tambak garam merupakan salah satu poin kunci yang harus dikerjakan dan diperbaiki, yang mana sudah dilakukan bersama-sama dengan PT Garam di Sumenep, Jawa Timur.

Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir berencana untuk membeli untuk membeli peternakan sapi di Belgia sebagai upaya transformasi pangan.

PT RNI sendiri sebagai calon induk holding BUMN klaster pangan menyambut baik rencana Menteri BUMN tersebut sebagai terobosan transformasi pangan komoditas sapi.

Baca juga: Tolak impor garam, nelayan mau pelatihan teknologi

Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi mengatakan sebagai calon induk holding pangan, pihaknya tengah melakukan rencana transformasi pangan dari beberapa komoditas, salah satunya daging untuk peningkatan ketahanan pangan serta inklusifitas nilai tukar peternak.

Menteri BUMN, kata dia, telah berbicara kepada RNI terkait rencana pembelian peternakan sapi Belgia ini dan meminta agar dapat segera dikoordinasikan dari mulai negara yang berpotensi, market, serta kajian model bisnis yang akan dijalankan.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021