Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat H Zulkieflimansyah di Mataram, Senin, melantik H Mahmud Abdullah dan Hj Dewi Noviany sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sumbawa periode 2021-2024.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah meminta kepada Bupati dan Wakil Bupati, H Mahmud Abdullah dan Hj Dewi Noviany atau Mo-Novi, untuk melanjutkan kerja keras bupati sebelumnya H Muhammad Husni Jibril terutama dalam penanggulangan COVID-19 di wilayah itu.

"Mudah-mudahan dengan hadirnya pemimpin yang baru pengendalian COVID-19 di Kabupaten Sumbawa bisa tertangani dengan baik," ujar Doktor Zul sapaan akrab Gubernur NTB usai melantik dan mengambil jabatan Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa masa bhakti 2021-2026 di Gedung Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur NTB Mataram.

Baca juga: Gubernur Kepri lantik Bupati-Wakil Bupati Karimun periode 2021-2024
Baca juga: Gubernur lantik Dadang S-Sahrul Gunawan sebagai Bupati-Wabup Bandung
Baca juga: Bupati dan Wakil Bupati Sekadau diminta maksimal tangani COVID-19


Selain itu, Gubernur Zulkieflimansyah meminta agar penanganan COVID-19 tidak dianggap enteng karena jika wabah tersebut tidak selesai-selesai maka yang akan rugi semua lapisan masyarakat.

"Jangan disepelekan dan jangan dianggap enteng karena kalau dianggap enteng, wabah ini enggak akan selesai kita juga yang akan rugi semua. Tapi pada yang sama jangan sampai kerja keras kita dalam mengendalikan COVID-19 melupakan aspek yang lain," ucapnya.

Doktor Zul menyampaikan Presiden Jokowi sendiri sudah menegaskan bahwa pengendalian COVID-19 adalah salah satu tahap, namun menggerakkan ekonomi dan investasi serta menekan masalah sosial adalah sisi yang lain yang juga harus diperhatikan.

Oleh karena itu, ia berharap agar komitmen dan sinergi harus seirama dalam kerja sama penanganan COVID-19 tersebut sehingga bisa dikendalikan dan ekonomi berjalan baik serta permasalahan sosial dapat diatasi.

Selain persoalan penanganan COVID-19, Bang Zul berpesan kepada keduanya untuk lebih banyak berkorban melayani masyarakat bukan justru dilayani.

"Kita berada di zaman yang berbeda. Jadi orang yang jadi bupati, jadi gubernur jadi pejabat negara itu tidak harus pintar atau panjang titelnya. Tapi demokrasi yang sudah matang kita ikut melakukan konsolidasi, mereka yang jadi bupati gubernur dan pejabat negara punya kerendahan hati kesediaan untuk berkorban lebih banyak untuk melayani masyarakat," jelas Doktor Zul.

"Ini kelihatan sederhana, tetapi sulit. Jadi jangan sampai kata pelayan masyarakat ini manis kita ucapkan tapi dalam tingkah laku kita feodal seperti kita yang ingin dilayani," sambungnya.

Disampingi itu, gubernur berharap keduanya bisa menjadi pemimpin yang punyak kelapangan jiwa. Artinya, pemimpin yang mampu saling memaafkan dan mampu merangkul semua pihak, terutama lawan-lawan politik saat kontestasi Pilkada 2020 lalu.

Sementara itu, Bupati Sumbawa H Mahmud Abdullah mengatakan, dalam penanganan pandemi, Pemkab Sumbawa sudah memiliki pengalaman yang baik dalam mengendalikan penularan COVID-19.

"Tentu penanganan pandemi yang sudah baik akan kita teruskan. Strateginya, penanganan ini akan kita kepung dan kerjakan bersama sama. Kalau tidak bergotong royong akan sulit," ujar Bupati.

Terkait kinerja, dirinya dan Wakil Bupati sudah menyiapkan program 100 hari. Meski tak merinci, dalam target awal, pemerintahannya akan fokus menata kota.

"Kami akan berdua akan bekerja sama untuk mengendalikan COVID-19, termasuk mendorong pemulihan ekonomi di Kabupaten Sumbawa," sambung Wakil Bupati Sumbawa Dewi Noviany yang juga adik Gubernur NTB.
 

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021