BI menggandeng ACT Cabang Purwokerto dalam penyaluran bantuan paket pangan dan vitamin untuk 15 pondok pesantren di wilayah kerja KPw BI Purwokerto yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.
Banyumas, Jateng (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto bersama Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Cabang Purwokerto, Jawa Tengah, menyalurkan paket pangan dan vitamin untuk 15 pondok pesantren yang berada di wilayah kerja dua institusi tersebut.

Saat ditemui di sela penyerahan bantuan untuk Pondok Pesantren Al Ikhsan, Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jumat, Kepala Seksi Kehumasan KPw BI Purwokerto Unoun Saraswati mengatakan penyaluran bantuan paket pangan dan vitamin tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).

Ia mengatakan BI menggandeng ACT Cabang Purwokerto dalam penyaluran bantuan paket pangan dan vitamin untuk 15 pondok pesantren di wilayah kerja KPw BI Purwokerto yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.

"Kami menyalurkan 7.500 kilogram beras dan 370 boks vitamin untuk 15 pondok pesantren di wilayah kerja kami," kata Unoun Saraswati .

Sementara itu, Staf Program ACT Purwokerto Rama Ferdiansyah mengakui kerja sama yang dilakukan bersama KPw BI Purwokerto selaras dengan Gerakan Sedekah Pangan Nasional yang dicanangkan ACT untuk tahun 2021.

"BI pun punya program yang sama, bantuan pangan, jadi cocok sehingga kami bisa berkolaborasi. Tentunya, saat sekarang kami sedang fokus di pangan terutama beras, salah satu target kami untuk pondok pesantren," katanya.

Ia mengharapkan bantuan paket pangan tersebut dapat menjadi stimulan atau penyemangat bagi warga pesantren dalam menuntut ilmu.

Menurut dia, hal itu disebabkan pesantren memiliki peran penting dalam menyebarkan dakwah kepada seluruh umat, sehingga harus mendapatkan dukungan melalui penyaluran bantuan beras dan vitamin.

"Kebetulan ini kerja sama yang kedua dengan BI. Dulu juga sama, paket pangan beras, tapi itu untuk emergency response dan keluarga prasejahtera," katanya.

Terkait dengan bantuan paket pangan yang disalurkan untuk 15 pesantren tersebut, dia mengatakan setiap pesantren mendapatkan sebanyak 500 kilogram dan penyalurannya dilakukan secara bertahap serta ditargetkan selesai sebelum bulan Ramadhan 1422 Hijriyah.

Dzurriyah Pondok Pesantren Al Ikhsan Hamid Mustofa mengatakan pihaknya atas nama pesantren menyampaikan terima kasih kepada KPw BI Purwokerto dan ACT Cabang Purwokerto yang telah menyalurkan bantuan paket pangan dan vitamin tersebut.

"Memang ini sangat berguna bagi kami dan teman-teman di pesantren. Apalagi pesantren kami dua bulan lalu kena musibah COVID-19. Jadi, hari ini mulai dari nol karena yang kami khawatirkan sekarang bukan kesehatan, tetapi psikologi, trauma orang tua santri," katanya.

Menurut dia, hal itu disebabkan mayoritas santri Al Ikhsan mayoritas merupakan anak-anak tingkat madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah, sehingga banyak orang tua yang hendak memasukkan kembali anaknya ke pondok pesantren, masih memiliki kekhawatiran.

Oleh karena itu, kata dia, bantuan yang disalurkan KPw BI Purwokerto dan ACT Cabang Purwokerto secara moral sangat membantu pesantren.

Disinggung mengenai jumlah santri Al Ikhsan, dia mengatakan secara keseluruhan sebenarnya mencapai kisaran 400 orang, namun hingga saat ini baru sekitar 270 santri yang telah kembali ke pondok pesantren setelah dipulangkan ke rumah orang tua masing-masing.

"Hari ini masih ada pemberangkatan. Kalau dulu (pascakejadian COVID-19 di pesantren, red.) kami berangkatkan minimal setiap lima hari dengan jumlah per kelompok 30 santri," katanya.

Dalam hal ini, kata dia, santri-santri tersebut diberangkatkan ke tempat karantina di gedung sekolah milik pesantren dan setelah dipastikan tidak terkena COVID-19, mereka baru dimasukkan ke pesantren.

Menurut dia, pemantauan terhadap santri-santri yang berada di tempat karantina tersebut langsung dilakukan oleh tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas.

"Setelah santri berada di pondok, mereka tidak keluar lagi. Kalau keluar pondok, paling ke masjid, madrasah untuk belajar, atau jamaah saja," demikian Hamid Mustofa .

Baca juga: Jumlah santri terkonfirmasi positif COVID-19 di Banyumas bertambah

Baca juga: BI Purwokerto siapkan uang tunai Rp3,3 triliun untuk Lebaran

Baca juga: Bupati minta dua pesantren di Banyumas terapkan karantina setempat

Baca juga: BI Purwokerto salurkan bantuan alat keselamatan bagi penderes kelapa


 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021