... Selain itu, surplus pada Februari 2021 menunjukkan perbaikan neraca perdagangan dikarenakan terjadi kenaikan ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memuji kinerja neraca perdagangan pada Februari 2021 dengan mengatakan bahwa trennya menunjukkan perbaikan.

“Surplus neraca perdagangan Indonesia Februari 2021 lebih baik dibanding periode Februari 2019 yang mengalami surplus sebesar 0,32 miliar dolar AS, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan Februari 2020. Selain itu, surplus pada Februari 2021 menunjukkan perbaikan neraca perdagangan dikarenakan terjadi kenaikan ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor,” kata Mendag lewat keterangan resmi diterima di Jakarta, Kamis.

Neraca perdagangan pada Februari 2021 kembali mengalami surplus sebesar 2,00 miliar dolar AS dan melanjutkan tren positif bulanan yang terjadi sejak Mei 2020. Surplus perdagangan Februari 2021 disumbang oleh surplus neraca nonmigas sebesar 2,44 miliar dolar AS dan defisit neraca migas sebesar 0,44 miliar dolar AS.

Komoditas penyumbang surplus antara lain bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15), besi dan baja (HS 72), karet dan produk dari karet (HS 40), serta alas kaki (HS 64).

Sementara itu, negara- negara mitra dagang utama Indonesia, seperti Amerika Serikat (AS), Filipina, India, Malaysia, dan Belanda menyumbang surplus nonmigas terbesar selama Februari 2021 yaitu mencapai 2,6 miliar dolar AS.

Secara kumulatif, lanjut Mendag, neraca perdagangan Januari-Februari 2021 mengalami surplus 3,96 miliar dolar AS, melebihi surplus perdagangan periode Januari-Februari 2020 yang hanya mencapai 1,88 miliar dolar AS.

Surplus perdagangan pada sektor nonmigas sebesar 5,08 miliar dolar AS pada Januari-Februari mampu menutupi defisit perdagangan migas yang mencapai 1,11 miliar dolar AS.

Sementara itu, kinerja ekspor Indonesia pada Februari 2021 mencapai 15,27 miliar dolar AS, naik 8,56 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya (YoY).

Hal ini karena ekspor nonmigas Februari 2021 meningkat sebesar 8,67 persen. Bahkan, nilai ekspor nonmigas Februari 2021 tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama selama 12 tahun terakhir.

Namun demikian, kinerja ekspor Februari 2021 terkoreksi 0,19 persen jika dibandingkan Januari 2021 (MoM). Penurunan tersebut disebabkan adanya penurunan ekspor sektor migas sebesar 2,63 persen (MoM) dan penurunan ekspor nonmigas sebesar 0,04 persen (MoM).

“Meskipun kinerja ekspor Februari 2021 terkontraksi, namun terdapat beberapa produk ekspor nonmigas Indonesia yang mengalami peningkatan signifikan karena masih ditunjang kenaikan harga komoditas internasional. Produk ekspor yang mengalami peningkatan harga internasional adalah komoditas perkebunan seperti minyak kelapa sawit, karet dan produk dari karet, serta komoditas pertambangan seperti timah dan tembaga,” kata Mendag.

Pada Februari 2021, pasar utama tujuan ekspor nonmigas Indonesia yang masih mengalami peningkatan, antara lain Taiwan naik 85,8 persen (MoM), Belgia (15,9 persen), dan Amerika Serikat (11 persen).

Peningkatan ekspor ke Taiwan diakibatkan peningkatan ekspor produk biji, terak, dan abu logam (HS 26) yang meningkat 4.951,24 persen (MoM); besi dan baja (HS 72) naik 229,63 persen; dan timah dan barang daripadanya (HS 80) naik 137,52 persen.

Sementara ekspor ke Belgia didorong peningkatan ekspor lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) yang naik 176,24 persen (MoM); kopi, teh, dan rempah-rempah (HS 09) naik 113,37 persen; serta tembakau dan rokok (HS 24) naik 46,46 persen.

Adapun produk-produk ekspor nonmigas yang mengalami peningkatan ke AS adalah logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) yang naik 73,13 persen (MoM); kayu dan produk kayu (HS 44) naik 58,24 persen; serta lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) yang naik 57,55 persen.

Ekspor nonmigas Indonesia ke kawasan pasar negara berkembang (emerging markets) dan ekonomi berkembang (developing economies) juga mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Pada Februari 2021, ekspor nonmigas ke kawasan Asia Tengah meningkat sebesar 84,29 persen (MoM), diikuti kawasan Amerika Tengah sebesar 39,05 persen (MoM), dan Asia Barat sebesar 37,04 persen (MoM).

“Kondisi ini menunjukkan bahwa pasar ekspor nonmigas mulai terdiverisifikasi,” kata Mendag.

Baca juga: Neraca perdagangan RI surplus 2 miliar dolar pada Februari 2021

Baca juga: KSP: Surplus perdagangan bukti kerja keras pemerintah pulihkan ekonomi


 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021