Semakin banyak jumlah usaha SPBU berskala kecil dengan satu dispenser BBM berjenis pertalite, maka kebijakan pemerintah memberlakukan BBM satu harga akan lebih cepat terwujud,
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mendorong penambahan jumlah Pertamina shop (Pertashop) dengan membuka peluang seluas-luasnya bagi masyarakat yang ingin mendirikan usaha tersebut guna mewujudkan kebijakan pemerintah menerapkan bahan bakar minyak (BBM) satu harga.

"Semakin banyak jumlah usaha SPBU berskala kecil dengan satu dispenser BBM berjenis pertalite, maka kebijakan pemerintah memberlakukan BBM satu harga akan lebih cepat terwujud," kata Sekertaris BPH Migas Bambang Utoro saat memberikan kuliah umum di Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, Senin.

Kegiatan kuliah tersebut bertema Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi dalam rangka acara BPH Migas Goes To Campus yang diadakan secara daring dan luring terbatas di auditorium Kampus Unej.

Menurutnya, keberadaan Pertashop diharapkan mampu melayani permintaan BBM yang sesuai standar, memiliki kepastian satu harga, dan aman dalam distribusi maupun pembeliannya.

"Pembukaan Pertashop kami arahkan ke daerah yang jumlah SPBU belum banyak tersedia seperti di daerah Kalimantan dan Sulawesi, tentu adanya Pertashop juga membuka peluang usaha baru bagi masyarakat," tuturnya.

Dari data BPH Migas tahun 2020, lanjut dia, saat ini sudah ada 1.091 Pertashop di seluruh Indonesia dan pihaknya juga memaparkan tugas dan fungsi BPH Migas dalam menjamin distribusi BBM dan gas bumi di Indonesia..

Sementara Sales Branch Manager Area Jember, Lumajang, Bondowoso untuk Wilayah V Pertamina Jatim, Bali dan Nusa Tenggara, Agung Surya Pranata mengatakan saat ini baru terdapat 113 Pertashop di wilayahnya.

"Khusus di Jember sendiri baru ada dua Pertashop, yakni di Desa Klompangan, Kecamatan Ajung dan di Desa Kemiri, Kecamatan Panti," katanya.

Jika Unej berminat, lanjut dia, bisa mengajukan proposal kerja sama kepada Pertamina untuk membuka Pertashop di wilayah kampus guna melayani keluarga besar kampus setempat.

Ia mengatakan Pertashop berbeda dengan usaha penjualan BBM yang oleh masyarakat disebut Pertamini, baik dari sisi legalitas maupun standar operasional prosedur (SOP) dalam menjalankan bisnis.

Kunjungan Sekretaris BPH Migas itu juga dalam rangka menjajaki rintisan kerja sama dengan Unej, misalnya kerja sama kajian di bidang hilir migas, pertukaran informasi, bahkan magang bagi dosen dan mahasiswa.

Sementara Rektor Unej Iwan Taruna mengatakan pihak kampus siap menjalin kerja sama dengan semua pihak dalam rangka mewujudkan program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar yang sudah dicanangkan Kemendikbud RI.

"Program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar memfasilitasi mahasiswa dan dosen untuk belajar ilmu dan keterampilan di berbagai lembaga yang kompeten di bidangnya, tidak hanya di kampus saja," katanya.

Ia menjelaskan Unej siap bekerjasama dengan BPH Migas karena memiliki program studi yang sesuai dengan bidang kerja BPH Migas seperti Program Studi Teknik Perminyakan, Program Studi Teknik Pertambangan dan juga Program Studi Teknik Kimia dan lainnya.

"Bidang kerja BPH Migas di wilayah hilir juga memungkinkan beragam bidang keilmuan turut serta berpartisipasi seperti bidang ekonomi dan hukum mengingat luasnya cakupan bidang kerja BPH Migas," ujarnya.

Baca juga: BPH Migas-Pertamina targetkan bangun 500 SPBU baru daerah 3T pada 2024
Baca juga: Lembaga penyalur BBM akan ada di tiap desa

Baca juga: Pantau penjualan BBM, Telkom tuntaskan digitalisasi SPBU Indonesia

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021