New Delhi (ANTARA) - India akan tetap memberikan bantuan kemanusiaan kepada Myanmar untuk memerangi pandemi virus corona meskipun ada kudeta di negara itu, demikian keterangan kementerian luar negeri India pada Kamis (4/2).

Dukungan India itu dinyatakan ketika tekanan internasional meningkat terhadap para pemimpin militer Myanmar menyusul aksi kudeta terhadap pemerintahan sipil negara itu.

India telah mengirim 1,5 juta dosis vaksin COVID-19 ke Myanmar bulan lalu sebagai bagian dari upaya diplomatik yang lebih luas untuk memperdalam hubungan dengan negara tetangganya sebelum pihak militer Myanmar menggulingkan dan menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.

India sedang memantau situasi di Myanmar dengan cermat, tetapi India tidak akan menahan bantuan kemanusiaan, kata juru bicara kementerian luar negeri India Anurag Srivastava kepada wartawan

"Kami tetap berkomitmen untuk melanjutkan dukungan kemanusiaan kami kepada rakyat di Myanmar dalam mengurangi dampak kesehatan dan ekonomi dari pandemi COVID-19," kata Srivastava.

India, produsen vaksin terbesar di dunia, telah memberikan pasokan vaksin COVID AstraZeneca yang dibuat di Serum Institute of India secara gratis kepada sejumlah negara tetangganya seperti Bangladesh, Nepal, Sri Lanka dan Bhutan untuk dapat memulai program imunisasi mereka.

Para diplomat mengatakan "Persahabatan Vaksin", demikian sebutan kampanye yang dilakukan India itu, juga dimaksudkan untuk melawan dominasi politik dan ekonomi China serta memenangkan hati negara-negara di kawasan.

Srivastava mencatat bahwa India telah membantu Myanmar dengan menyediakan alat tes dan obat-obatan sejak awal ketika pandemi COVId-19 menyerang, dan kemudian bantuan berlanjut dengan pemberian vaksin.

Pengiriman pasokan kedua vaksin COVID sebanyak 1,5 juta dosis untuk Myanmar sudah direncanakan, tetapi tidak jelas kapan itu akan sampai, kata seorang sumber yang mengetahui situasinya kepada Reuters.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara kekuatan Barat telah mengutuk kudeta yang dilakukan militer Myanmar pada Senin (1/2) dan menyerukan lebih banyak tekanan internasional untuk memastikan keinginan rakyat Myanmar dihormati. Washington mengatakan sedang meninjau kemungkinan sanksi terhadap Myanmar.

India telah menyatakan keprihatinannya atas kudeta tersebut dalam tanggapan awalnya, tetapi telah menahan tuntutan tindakan terhadap penguasa militer.

Para diplomat mengatakan New Delhi sedang berhati-hati agar tidak merusak hubungan dengan Myanmar karena khawatir hal itu akan membuat negara tetangganya itu lebih dekat ke China.

"India dan Myanmar adalah tetangga dengan hubungan budaya dan antarmasyarakat yang erat, didukung oleh perdagangan, ekonomi, keamanan dan kegiatan pertukaran terkait pertahanan," kata Srivastava.

Sumber: Reuters
Baca juga: India Berharap Dapat Tingkatkan Hubungan dengan Myanmar
Baca juga: India akan deportasi warga Rohingya ke Myanmar Kamis
Baca juga: Pemberontak Myanmar bebaskan warga India yang disandera

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021