kekebalan tubuh yang ditimbulkan dari vaksin COVID-19 tersebut kemungkinan tidak seumur hidup sehingga perlu vaksinasi ulang
Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan salah satu tantangan program vaksinasi COVID-19 adalah efektivitas dan keamanan vaksin COVID-19 yang belum tentu terlihat dalam jangka waktu pendek.

"Efektivitas dan keamanan vaksin barangkali belum tentu terlihat dalam jangka waktu pendek, artinya banyak orang yang ketika vaksinasi pertama dilakukan kemarin, tanggal 13 Januari 2021, banyak yang khawatir banyak yang takut dan segala macam dan kemudian ketika merasa tidak apa-apa merasa bahwa oh sudah beres padahal efektivitas dan keamanannya barangkali baru terlihat dalam jangka waktu menengah misalkan mingguan atau bulanan," katanya dalam webinar "Tantangan dan Kebijakan Pengembangan Vaksin Merah Putih untuk Percepatan Penanganan Pandemi COVID-19" di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan COVID-19 penyakit baru, sedangkan dari virus corona yang baru itu serta penelitian dan pengembangan vaksinnya yang juga relatif cepat maka ada kemungkinan efikasi beragam antara vaksin yang dikembangkan oleh pihak satu dan yang lain seperti 90 persen dan 80 persen.

Tantangan lain, kata dia, terkait dengan proteksi terhadap infeksi dan timbulnya gejala penyakit sedang.

Baca juga: Kemenkes beri penjelasan Bupati Sleman positif COVID-19 pascavaksinasi

Pada intinya, kekebalan tubuh yang ditimbulkan dari vaksin COVID-19 tersebut kemungkinan tidak seumur hidup sehingga perlu vaksinasi ulang yang tentunya juga harus memperhitungkan mutasi virus corona penyebab COVID-19 di masa depan.

Menristek Bambang menuturkan tentang keharusan meyakinkan para penerima vaksin bahwa vaksin itu memang aman dan manjur sehingga vaksinasi berlangsung dengan baik, tanpa penolakan, dan demi kesehatan masyarakat.

Menurut dia, penyadaran mengenai pentingnya perlindungan melalui vaksinasi untuk mencegah terinfeksi COVID-19 menjadi penting dan tentunya kualitas vaksin harus menjamin proteksi yang diberikan.

Dengan dilakukannya vaksinasi COVID-19, diharapkan menurunkan kematian dan kasus akibat COVID-19, melindungi dan memperkuat sistem kesehatan masyarakat, menjaga produktivitas dan mengembalikan perekonomian masyarakat, serta mencapai kekebalan kelompok dan melindungi populasi masyarakat.

Dalam seminar virtual itu, Menristek Bambang juga memaparkan tentang tantangan yang dihadapi dalam pengembangan vaksin COVID-19.

Tantangan tersebut adalah evolusi pada strain baru, kemungkinan adanya mutasi, pemilihan platform pengembangan vaksin, serta pengaturan operasional manufaktur termasuk kapasitas produksi butuh waktu.

#satgascovid19 #jagajarak #pakaimasker #cucitanganpakaisabun

Baca juga: Jubir vaksinasi: Rencana vaksinasi mandiri di luar target 70 persen
Baca juga: Menko Airlangga sebut tes COVID-19 RI lampaui standar WHO

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021